Pikiran invasif dan berulang ini pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan kemarahan, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), stres pasca-trauma (PTSD), kecemasan, depresi, atau gangguan psikosomatik, di mana stres dan kecemasan menyebabkan penyakit fisik seperti, sakit perut atau migrain. “Ketika orang mampu memaafkan, mereka masih memikirkannya sampai tingkat tertentu, tetapi mereka mampu melepaskan banyak kepahitan dan kemarahan itu. Memaafkan tidak membuat kita berhenti memikirkannya, tetapi dapat mengurangi toksisitasnya,” kata Worthington.
Sains Ungkap Manfaat Memaafkan untuk Kesehatan Fisik dan Mental
Kamis, 9 September 2021 - 12:11 WIB