Menurut Worthington, memaafkan juga mempengaruhi sistem saraf parasimpatik, yang memperlambat pernapasan dan detak jantung, serta meningkatkan pencernaan. Sistem saraf simpatik dan parasimpatik bekerja bersama, sehingga tubuh Anda dapat mengatur hal-hal seperti tekanan darah dan detak jantung, dan berfungsi sebagaimana mestinya, baik dalam situasi stres maupun saat-saat tanpa stres. Tetapi, ketika seseorang berada di bawah tekanan kronis, yang dapat terjadi ketika seseorang menahan amarah, tubuh kemungkinan bertahan dalam respons melawan-atau-lari terlalu lama. “Sistem saraf parasimpatik adalah bagian yang menenangkan dari sistem saraf, sehingga ini bisa mematikan rangsangan berlebihan pada area tertentu,” kata Worthington.Apa pun yang dapat dilakukan seseorang untuk menenangkan diri ketika mengalami stres, akan mengaktifkan sistem saraf parasimpatik dengan cara ini, termasuk saat memaafkan. Selain itu juga dapat membantu pikiran dan tubuh, karena membawa sistem saraf simpatik dan parasimpatik lebih seimbang. Ada penelitian yang menunjukkan, bahwa efek memaafkan kemungkinan memang signifikan dalam hal mempengaruhi hasil kesehatan, seperti fungsi kardiovaskular. Dalam analisis yang diterbitkan di Journal of American College of Cardiology, peneliti menemukan bahwa kemarahan dan permusuhan terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung, serta hasil yang lebih buruk bagi orang yang sudah memiliki penyakit tersebut.
Sains Ungkap Manfaat Memaafkan untuk Kesehatan Fisik dan Mental
Kamis, 9 September 2021 - 12:11 WIB