HUT Kelompok Usaha Bakrie ke-78, Sosok H. Achmad Bakrie di Mata Hasan Gudang

HUT Kelompok Usaha Bakrie ke-78, Sosok H. Achmad Bakrie di Mata Hasan Gudang (Foto Kolase) (Foto : )

“Lu, bukanya bagaimana !” “Dicongkel bersama 4 orang teman lainnya.” “Lu ambil apa?” “Tekstil Tuan, 2 pis.” Entah apa pasal sehabis bersoal jawab maling itu bukannya digampar tapi malah diberi rokok oleh H. Achmad Bakrie meskipun tekstil dua “pis” (piece) tak pernah kembali, ujar M. Hasan tertawa panjang.Sehari sebelum itu polisi Belanda sudah sempat hendak menyeret Hasan, tapi Achmad Bakrie menampiknya. “Tuan, ini saya punya orang tidak usah ditahan. Jangan kata tekstil, satu potong jarum pun belum pernah ada yang hilang.” “Tapi Tuan nggak boleh percaya sama Tuan punya orang begitu saja, ini manusia,” tukas opsir Belanda itu.Adalah Hasan polos mengakui ucapan Belanda itu ada benarnya. Sebab, katanya, manusia bisa berubah-ubah pikiran. Kalau sedang susah orang takut pun bisa mendadak berani.Sejak maling yang sesungguhnya tertangkap Hasan tidak dikucilkan lagi oleh mereka. Sesuai “namanya” pula, Hasan memiliki “segudang” cerita seputar kenangannya bersama juragannya - H. Achmad Bakrie - yang selalu disebutnya Tuan Bakrie dalam perbincangan itu.Hasan beralasan memiliki banyak “stock” cerita, sebab dialah karyawan pertama di Kelompok Usaha Bakrie. Manakala diurut NIP-nya andaikan 9 digit maka karpegnya menempati nomor 000000001.Belum ada karyawan lain, Hasan mengerjakan apa saja. Suatu kali dia ditugasi mengambil barang dari pelabuhan Sunda Kelapa yang waktu itu banyak pencoleng menjarah barang, temannya sendiri yang melakukan.Sewaktu hendak ke luar dari pelabuhan barang satu gerobak kayu berisi terigu, selimut, handuk, kaus kutang, dan macam-macam, dicegat temannya dan pergumulan tak terhindarkan lagi. "Tuan, saya nggak sanggup, satu karung terigu keambil.” "Nggak apa-apa, asal lunya selamat,”