Melalui ormas MKGR (Musyawarah Kerja Gotong Royong) salah satu kino Golkar itulah yang menjadi akses dia terjun ke politik bergabung dengan Golkar hingga berhasil meraih cita-citanya sebagai anggota parlemen. (Dulu masih boleh wartawan merangkap sebagai politikus).
"Tidak ada yang berubah, tidak ada yang berbeda" ujarnya.
"Aspirasi rakyat yang disuarakan wartawan, diperjuangkam anggota DPR menjadi regulasi di parlemen," sambungnya.
Secara teratur setiap minggu dia aktif menulis artikel yang bersifat renungan (ingat backgroundnya sebagai guru agama) untuk rubrik tetapnya.
Nama yang dipakai artikel itu nama samaran: Abu Firman.
Pembaca tulisannya cukup luas, dari pelbagai kalangan. Bisa dilihat dari jumlah surat pembaca yang merespons. Tulisan di rubrik itu juga diikuti Wakil Presiden RI Adam Malik.
Berita kepergian almarhum disampaikan pertama kali oleh Azimah, sang menantu. Tidak lama setelah Irsyad dinyatakan tiada.