Mitos Motif Batik pada jeda Mistik, Filosofis dan Asyik

Mitos Motif Batik pada jeda Mistik, Filosofis dan Asyik
Mitos Motif Batik pada jeda Mistik, Filosofis dan Asyik (Foto : )
Motif Truntum
atau Tumaruntum, artinya tumbuh bersemi . Di atas kain hitam legam, bertebaran bunga-bunga tanjung keemasan. Motif ini juga mempunyai makna filosofis yaitu manusia berada dalam samudera kegelapan dan di sanalah selalu ada terang pengetahuan bagai bintang-bintang.Motif ini juga biasa dikenakan pada saat acara pernikahan. Maknanya adalah harapan agar cinta kasih mempelai terus berkembang dan terjaga dalam kebahagiaan. Seperti cinta Paku Buwono III kepada Rara Beruk. Ya, motif batik nan cantik ini diciptakan Rara Beruk. Putri seorang abdi dalem bernama Mbok Wirareja. Truntum adalah nama motif yang dititahkan Raja Surakarta, Paku Buwono III (bertahta 1749–1788).Motif truntum tercipta kala suatu malam, perhatian Rara Beruk tertuju pada indahnya bunga tanjung yang jatuh berguguran di halaman keraton yang gelap. Itulah mengapa motif truntum berlatar hitam.[caption id="attachment_234558" align="alignnone" width="900"]
Mitos Motif Batik pada jeda Mistik, Filosofis dan Asyik Batik Semen Rama[/caption] Motif Semen Rama , gambaran kehidupan yang bersemi, berkembang menuju makmur. Motif batik ini merujuk harmoni Triloka atau Tribawana. Paham tiga dunia. Jiwa, Ruh dan Raga. Pemakainya diharapkan tetrap berada pada kesadaran jiwa/pikiran, kesadaran ruh dan kesadaran raga. Motif ini muncul pada masa Surakarta dipimpin Pakubuwono IV (1788-1820).[caption id="attachment_234573" align="alignnone" width="813"]