HIDUNG dalam Lakon Bima Mencari Tirta Perwita

HIDUNG dalam Sastra dan Filsafat Mistik
HIDUNG dalam Sastra dan Filsafat Mistik (Foto : )
Bima harus memahami Kayu Gung Susuhing Angin, ilmu kesadaran raga, untuk menaklukkan dua raksasa yaitu Rukmuka dan Rukmakala yang menjaga Arga (gunung) Chandramuka/Reksamuka. Ini adalah sanepa (kiasan) tentang ilmu kesejatian.
Baca sebelumnya: HIDUNG dalam Sastra dan Filsafat MistikKayu Gung Susuhing Angin. Kayu (jasad) suci tempat angin berhuni. Ini adalah
sanepa (kiasan) tentang ilmu kesejatian. Ada dua kajian filosofis tentang hal ini. Ada yang memahaminya sebagai tubuh manusia. Dimana di dalamnya bersinggasana Sang Hyang Maha Hidup. Ada pula yang memahaminya sebagai batang hidung yang menjadi lorong dimensi antara jagat manusia dan jagat gaib/maya. Jembatan antara tubuh, pikiran/jiwa dan kalbu.Agar cahaya wajah makin cerah dan ayu maupun ganteng, jagalah nafas. Nafas yang dimaksud adalah kesadaran. Ya! Kesadaran! Dengan kesadaran ini maka harmoni tata jagat diri akan tercipta.Mlipir ke kiri sejenak ya … di ajaran kejawen sering terdengan sanepan: Golekno Galihe Kangkung