Kemudian Tetuka muncul dari kawah Candradimuka dalam kondisi sudah tumbuh besar. Dan karena diciptakan dari kesaktian para dewa maka ia tidak dapat dilukai oleh senjata apapun.
Suasana panggung berganti, muncul Naga Pracona membuat gaduh kahyangan. Gatotkaca pun melawan Prabu Naga Pracona yg tubuhnya jauh lebih besar.
Pertarungan tersebut berakhir dengan tewasnya Prabu Naga Pracona. Sang ibu, Dewi Arimbi kemudian muncul untuk menasihati Gatotkaca agar menjadi Ksatria yang patuh dan setia kepada Negeri, menjadi Ksatria yang selalu menjunjung Dharma.
Gatotkaca pun dinobatkan menjadi raja di Pringgondani. Tiba tiba muncullah Brajadhenta yang tidak menyetujui Gatotkaca diangkat sebagai Raja Muda Pringgondani.
Belum selesai Brajadhenta berbicara, tiba-tiba ia diterjang Brajamusti. Terjadi perang segitiga antara Brajadhenta, Brajamusti dan Gatotkaca.
Brajadhenta dan Brajamusti akhirnya tewas namun keduanya menjelma menjadi senjata ampuh yakni di taring Gatotkaca sebagai kesaktian bernama Aji Brajadhenta dan ditelapak tangan Gatotkaca menjadi Aji Brajamusti.
Adegan kemudian dimunculkan para Punokawan atau pemomong para kstaria Pandawa, yakni Semar, Petruk, Gareng dan Bagong.
Keempat punokawan inilah yang menemani Gatotkaca dalam tugas-tugasnya sebagai kstaria.
Dari angkasa Gatotkaca melihat para Kurawa menculik Dewi Pregiwa untuk dinikahkan dengan Lesmana atas perintah Raja Astina.
Pregiwa ditarik dan dibawa keluar taman, untuk dibawa ke Astina. Gatotkaca di Angkasa melihat peristiwa penculikan kemudian menerjang Kurawa.
Peperangan pun dibantu oleh para Punakawan yant melawan Kurawa dengan adegan jenaka.
Seluruh Kurawa mengeroyok Gatotkaca namun Gatotkaca berhasil menghempaskannya.
Dengan lantang Gatotkaca berkata," Aku telah banyak mendengar kelakuan busuk Kurawa. Tapi, jangan sekali- kali kalian menculik wanita dihadapan Gatotkaca!,"