Wisata Malam Yogyakarta: Menikmati Sendratari Gatotkaca di Kawasan Malioboro

Sendratari Gatotkaca karya Anter Asmorotedjo di Malioboro (Foto : Antvklik | Nuryanto/Yogyakarta)

"Ke depan kami berharap, para pelaku usaha di Malioboro juga bisa menghadirkan suguhan-suguhan bernuansa budaya untuk menarik wisatawan. Karena, bagaimanapun juga, wisata budaya itu sudah menjadi DNA bagi Kota Yogya," tandasnya.

 

Sendratari Gatotkaca karya Anter Asmorotedjo di Malioboro. (Foto: Antvklik | Nuryanto/Yogyakarta)
 

 

-GATOTKACA, Sosok Ksatria Sejati Pembela Keadilan dan Negara-

Sendratari Gatotkaca dibuka dengan adegan dimana Prabu Naga Pracona hendak membawa Dewi Supraba, dari kahyangan untuk dijadikan istri.

Upaya itu dihalangi para Dewa. Namun karena kesaktiannya, Prabu Naga Pracona mengobrak abrik Kahyangan.

"Akulah Prabu Kala Pracona, kan kubawa Dewi Supraba menjadi istriku. Wahai para dewa di kahyangan, janganlah kalian menghalangiku. Atau kalian semua para dewa akan aku hancurkan," sambil tertawa panjang, Prabu Naga Pracona menantang para Dewa.

Dalam perang menghadapi Prabu Naga Pracona, dewa-dewa di Kayangan itu dibuat kalangkabut.

Akhirnya Batara Guru, para Dewa dan para Batari Kahyangan bertanya pada Betara Narada untuk mencari sosok jagoan para dewa yang mampu membawa kembali Dewi Supraba.

Kemudian Batara Narada membawa seorang bayi, yang tak lain adalah Tetuka atau Gatotkaca.

Bayi itu merupakan anak Werkudara dan Arimbi. Kemudian Gatokaca bayi dimasukkan ke dalam Kawah Candradimuka.

Setelah bayi Tetuka dimasukkan ke dalam kawah, para Dewa kemudian memasukkan senjatanya dalam kawah diantaranya Betara Bayu, Betara Indra, Betara Brahma.