Dia menambahkan, sebagai langkah menuju Indonesia Bebas Nyeri di tahun 2030, pihaknya tengah membangun klinik nyeri dan Neuromodulasi terbesar se-Asia Tenggara yang diberi nama Articulan Klinik.
“Sebagai bagian dari upaya menuju
Indonesia Bebas Nyeri 2030, klinik direncanakan akan diresmikan pada 27 Agustus 2023,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga akan membangun rumah sakit terbaik untuk intervensi nyeri berskala nasional. Di rumah sakit ini nantinya akan bergabung semua spesialis yang melakukan tindakan intervensi dan minimalisasi.
""Saya sebagai seorang spesialis, khususnya Ortopedi tentunya sangat bangga karena profesi ini bisa membuat saya banyak bermanfaat bagi banyak masyarakat. Bagi saya masalah nyeri adalah sesuatu hal yang harus diselesaikan agar pasien bisa hidup lebih nyaman dalam beraktivitas," imbuhnya.
Saat ini pihaknya masih melakukan prosedural operasi-operasi orthopedi bagi pasien yang memang tidak bisa atau tidak mau diberikan intervensi. Sebaliknya, dia melakukan pain intervensi dan neuromodulasi untuk pasien yang memang mungkin belum bisa dilakukan tindakan operatif.
"Sejatinya, penyakit nyeri ini harus kita sama sama hilangkan dari tubuh pasien. Dengan berbagai upaya tentunya. Semoga amanah saya sebagai orthopedi dan juga seorang pain practitioner dapat menbantu mewujudkan Indonesia Bebas Nyeri," harap dr. Alif.
Sementara, Prof. Jan Carlo Barolak Romana, Founder Neorumodulasi dunia mengaku sangat gembira dan antusias menyambut konvensi Neorumodulasi ini. Prof bedah Syaraf asal Amerika yang telah 40 tahun berpraktik dan sudah mengerjakan 10 ribu kasus ini mengungkapkan bahwa Neuromodulasi merupakan area yang berkembang sangat pesat di dunia kedokteran saat ini.