Memilih bercengkerama dengan alam. Menjauh dari hiruk pikuk kehidupan manusia. Hanya sesekali ia turun ke pasar desa. Mengobati kerinduan pada manusia. Namun tanpa dinyana, masyarakat mengolok-oloknya. Mak Lampir, mereka menyebut. Sabarnya menggerus waktu. Maemunah harus melakukan sesuatu.
Masyarakat harus diberi tahu. Mak Lampir adalah celoteh mengandung tabu. Berkelana ia dari ujung Swanadwipa hingga Jawadwipa. Menyambangi jiwa-jiwa kerdil pengolok sesama. Sesiapa mengoloknya, dia tidak akan pernah tidur pulas. Mak Lampir akan jadi mimpi buruk akhir hayat. Legenda Mak Lampir memanglah membahana.
Ada pesan dalam kisah ini. Ketulusan cinta seorang perempuan akan kekal abadi. Pengorbanan perempuan tiada bertapi. Perlakukan perempuan dengan indah maka indahnya semesta akan jadi milikmu. Percayalah!