Kedisiplinan dan kreativitas yang terus ia cerminkan dalam setiap karya lukisan yang dihasilkan, merupakan inspirasi yang patut ditiru oleh masyarakat luas terutama generasi muda,” ujar Selamet Susanto, perwakilan panitia penyelenggara pameran.
Pameran tunggal Srihadi Soedarsono tahun ini merupakan hasil kerja sama antara Srihadi Studio dan Sugar Group Companies untuk yang ketiga kalinya selama satu dekade terakhir, yakni “Retrospective 80th Anniversary Exhibition” tahun 2012, “Srihadi Soedarsono – 70 Years Journey of Roso” tahun 2016, dan “Srihadi Soedarsono— Man x Universe” tahun 2020. Dua pameran terakhir tersebut juga bekerja sama dengan Galeri Nasional Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kerja sama tersebut sebagai bentuk komitmen dari Sugar Group Companies terhadap perkembangan seni lukis di Indonesia. Siapakah Srihadi Soedarsono? Pria kelahiran Solo, 4 Desember 1931, sejak usia dini suka menggambar.
Saat jadi pelajar, dia bergabung dalam Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) bagian Pertahanan pada 1945 dengan tugas membuat poster, grafiti, menulis slogan yang mengobarkan semangat juang di dinding-dinding besar dalam kota dan gerbong-gerbong kereta api. Lalu masuk sebagai staf Penerangan Badan Keamanan Rakyat (BKR), Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Penerangan Tentara Divisi IV TNI di Solo.
Kegiatannya membuat brosur militer dan menggambar sketsa peristiwa penting untuk dokumentasi karena saat itu tidak ada kamera. Pada 1946, dia bergabung dengan Seniman Indonesia Muda (SIM) di Solo dan belajar dengan pelukis-pelukis perintis seni lukis Indonesia, seperti Sudjojono dan Affandi.
Sewaktu bergabung dengan Kementerian Urusan Pemuda Republik Indonesia yang berlokasi di Sekolah Taman Siswa Yogyakarta, Srihadi juga berada di sana bersama Sudjojono untuk menegakkan perjuangan Indonesia melalui seni rupa. Belanda ditarik dari Indonesia pada Desember 1949.
Alih-alih meneruskan bekerja di ketentaraan, Srihadi memilih meneruskan sekolah yang sebelumnya pernah terhenti, dan menerima beasiswa. Dia bersekolah di SMAN 1 Margoyudan, tamat 1952. Selepas SMA, Srihadi melanjutkan kuliah di Balai Pendidikan Universiter Guru Seni Rupa Fakultas Teknik UI yang untuk sementara berkedudukan di Fakultet Teknik Bandung (belum jadi ITB).
Pada tahun 1959, Srihadi Soedarsono merancang logo untuk ITB yang digunakan hingga saat ini. Dia tidak memilih kuliah di ASRI Yogyakarta karena sudah mengenal para tenaga pengajarnya saat dulu remaja aktif di sanggar di Yogya dan Solo. Di SIM, Srihadi mengalami Mazhab Yogya malah dari tangan pertama, Sudjojono dan Affandi.