Pameran Tunggal dan Peluncuran Buku Srihadi Tawarkan Wisata Batin

sri (Foto : )

Air yang menenggelamkan Jakarta divisualkan berwarna merah, bergolak, dan menutup tungkai bawah patung Pembebasan Irian Barat. Latar belakangnya gedung-gedung pencakar langit yang tetap gemerlap oleh lampu, sementara di langit ada gerhana matahari cincin, peristiwa alam yang terjadi sepekan sebelum banjir.

Patung Pembebasan Irian Barat menjadi Patung Pembebasan Banjir bukanlah sekadar plesetan. Ada kekhawatiran besar di sana. Kalau banjir terus bertambah volumenya, merembet terus menaiki kaki patung, bisa-bisa Pulau Jawa sudah tidak kelihatan.

Menurut Dra. Siti Farida Srihadi, M.Hum., akademisi seni rupa dan penulis buku “Srihadi Soedrsono Man x Universe,” sistem nilai Jawa membentuk pendekatan simbolis khas Srihadi, dari sudut bentuk maupun warna. Bagaimana kuasa Srihadi atas nuansa dan detil dikedepankan serta diperkaya oleh intuisi dan binaan roso, demi mencapai kondisi Manunggaling Kawulo Gusti.

Budayawan Dr. Jean Couteau menambahkan, “Srihadi mempunyai suatu kemampuan untuk merasa yang selain luar biasa, juga dikembangkan dan diasah oleh tradisi Jawa asalnya.

Dengan mempertimbangkan sejarah seni lukis Indonesia dan dunia, Srihadi Soerdarsono bukan hanya maestro simbolis, warna-is Indonesia, tetapi sebenarnya termasuk salah seorang maestro simbolis-koloris kelas dunia.” Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto mengungkapkan, “Srihadi melalui karya-karyanya membuktikan bahwa ia adalah sosok seniman yang paripurna.

Dengan ethic, emphatic, dan aesthetic, Srihadi menghidupkan karya-karyanya. Sebaliknya, karyanya pulalah yang menyemangati hidupnya, hingga ia tetap sehat dan aktif berkarya di usia senja. Keistimewaan Srihadi ini menjadi sumber inspirasi bagi banyak generasi.” Bersamaan dengan pembukaan pameran, akan diluncurkan buku berjudul “Srihadi Soedarsono Man x Universe” yang membedah hubungan spiritual manusia, berikut siklus hidupnya, dengan alam semesta.

Buku tersebut ditulis Farida Srihadi bersama budayawan Jean Couteau. Pameran juga dilengkapi dengan Seminar Pameran yang akan diadakan di Galeri Nasional Indonesia pada Sabtu, 28 Maret 2020.

Acara ini dikemas dalam dua sesi pembahasan yakni diskusi pameran dan buku, dengan pembicara Srihadi Soedarsono, Farida Srihadi, Jean Couteau, dan A. Rikrik Kusmara, serta Agus Dermawan T. sebagai penanggap. “Pameran ini merupakan wujud nyata konsistensi Srihadi Soedarsono sebagai maestro seni lukis dalam berkarya hingga saat ini.