Virus 'hantu' Corona: Wuhan Bagai Kota Mati, Pelajar Indonesia Mohon Dievakuasi dari Wuhan

kota wuhan (Foto : )

seluruh toko, apotik dan fasilitas umum tutup (Foto: Istimewa)[/caption]“Ada masker dari kampus untuk bertahan, tapi terlalu tipis. Bukan masker yang disarankan untuk virus itu. Makanya kami pakai dobel. Teman-teman sekarang juga mulai susah cari obat karena apotik banyak yang tutup," ujar Yuli.Selain itu, kata Yuli, masker juga sudah habis terjual, sedangkan karena dalam status isolasi atau lockdown, tidak ada yang masuk dan keluar Wuhan."Tidak tahu sampai kapan akan dicabut status lockdown-nya,” keluh Yuli. Ditambahkannya, yang paling dibutuhkan saat ini adalah makanan, minuman, obat-obatan dan masker.“Kami memahami karena sedang lockdown, susah masuk pasokan. Jadi bingung bagaimana kami dapat bertahan dan melakukan pencegahan agar tidak tertular, sementara kami ada di sarangnya virus, tanpa makanan, minuman dan obat-obatan yang cukup,” kata Yuli. Ketiga Mahasiswa Sampaikan Pesan untuk Keluarga Ketiga mahasiswa ini dengan terbata-bata juga menyampaikan pesan bagi keluarga mereka.“Untuk bapak, ibu, jangan terlalu khawatir. Aku di sini sehat. Teman-teman juga masih sehat. Kami bertahan dulu hingga pemerintah menjemput kami. Kami.... kami.... Jangan khawatir ya... Kami aman meskipun berada di tempat yang tidak aman dan tidak sehat. Kami sudah memohon agar pemerintah mengevakuasi kami sesegera mungkin,” ujar Yuli dengan suara parau.Amerika dan Jepang sudah menjemput warga negara mereka dari Wuhan Rabu (29/1/2020) pagi. Sementara Perancis, Korea Selatan dan beberapa negara lain masih berdialog dengan pemerintah China untuk mengevakuasi warganya.TNI Angkatan Udara kepada wartawan di Jakarta mengatakan telah menyiagakan tiga pesawat untuk membantu evakuasi warga Indonesia di Wuhan, China. Namun, mereka masih menunggu keputusan dari Kementerian Luar Negeri. (Berbagai Sumber)