Virus 'hantu' Corona: Wuhan Bagai Kota Mati, Pelajar Indonesia Mohon Dievakuasi dari Wuhan

kota wuhan (Foto : )

Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) di kota itu menyatakan khawatir dan meminta pemerintah membantu mereka keluar dari Wuhan.Terdapat 243 WNI yang tersebar di 15 titik karantina di China, sekitar 100 di antaranya berada di Wuhan. Sedikitnya tiga mahasiswa Indonesia di Wuhan, kota di bagian tengah China yang sedang dilanda wabah virus corona, memohon kepada pemerintah untuk segera dievakuasi.   [caption id="attachment_274283" align="alignnone" width="900"] Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) di kota itu menyatakan khawatir dan meminta pemerintah membantu mereka keluar dari Wuhan (Foto: Istimewa)[/caption] Dalam pesan video yang dikirim ke VOA beberapa saat lalu, tiga mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Central China Normal University, di Wuhan, mengatakan mereka semakin khawatir melihat penyebaran virus corona secara masif dan melonjaknya jumlah korban tewas. “Wuhan bagai kota mati. Sejak pagi kami melihat ambulans mondar-mandir membawa pasien,” ujar Yuliannova kepada VOA, Rabu (29/1/2020) pagi. Ia merekam situasi terkini di kota Wuhan dari salah satu jendela kamar asramanya. Yuliannova Lestari Chaniago, Patmawaty Taibe dan Gerard Ertandy, yang sudah dua minggu hanya berada di dalam asrama mahasiswa karena kampus diliburkan, memohon kepada pemerintah Indonesia untuk segera memulangkan mereka ke tanah air. “Bapak Presiden, Ibu Menlu, Bapak Dubes, kami mahasiswa Central University.. saya Yuli, Eva dan Gerald, meminta agar dapat segera dievakuasi dari kota Wuhan karena kota ini sudah tidak sehat untuk kami," ujar Yuliannova. "Kita semua tahu ada banyak orang Indonesia disini dan tidak mudah mengeluarkan orang Indonesia dari Wuhan. Tetapi kami mohon pemerintah Indonesia hadir, melakukan diskusi yang intensif dengan pemerintah China supaya kami dapat dipulangkan," imbuhnya. Hal senada disampaikan Eva, nama panggilan Patmawaty Taibe, mahasiswa Psikologi berusia 36 tahun, dan Gerard Ertandy, mahasiswa Hubungan Internasional berusia 24 tahun. “Kami tahu dan paham benar bahwa proses evakuasi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi kami percaya, segala proses sudah dilalui pemerintah Indonesia untuk memulangkan kami ke tanah air. Kami menunggu kabar baik dari pemerintah Indonesia,” ujar Eva. Sementara Gerard yang berbicara dengan lirih mengatakan sudah tidak tahu lagi harus mengatakan apa karena yang diinginkannya saat ini hanya segera kembali ke tanah air. “Kami jujur tidak tahu harus bilang apa lagi, tapi kami sangat ingin segera dapat dievakuasi dan kembali ke tanah air Indonesia,” ujarnya. [caption id="attachment_274279" align="alignnone" width="900"] Pelajar Indonesia Mohon Dievakuasi dari Wuhan (Foto: Istimewa)[/caption] Komisi Kesehatan China mengatakan puncak wabah akan terjadi 10 hari lagi. WNI di Wuhan, "Kami tidak mau mati di sini" Sementara itu, Warga Negara Indonesia yang berada di Wuhan mendesak pemerintah untuk segera mengevakuasi mereka karena jumlah korban meninggal akibat virus corona atau 2019-nCoV terus meningkat. [caption id="attachment_274286" align="alignnone" width="900"] Korban Virus Corona Melonjak Jadi 132 Orang
(Foto: Istimewa)[/caption] Pemerintah membuka opsi dilakukan evakuasi. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) telah menyiapkan tiga pesawat angkut untuk mengevakuasi mereka. Korban meninggal mencapai 106 orang di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, dan total 132 di seluruh daratan China. Lebih dari 5.974 orang yang terinfeksi. Jumlah yang terjangkit mencapai lebih dari 9.000 orang, melebihi kasus Sars pada 2003 yang saat itu mencapai 8.000 orang, menurut Badan Kesehatan Dunia, WHO. Jumlah kasus yang terus meningkat menyebabkan Khoirul, WNI yang tengah menempuh studi di Huazhong University of Science and Technology, Wuhan, merasa takut akan terinfeksi virus corona. "Evakuasi (kami) segera mungkin. Kami tidak mau mati di sini, karena mengerikan sekali. Tiap hari naik terus yang meninggal, 106 orang itu bukan angka kecil," kata Khoirul saat dihubungi BBC Indonesia, Rabu, (29/01/2020). Selain itu, Khoirul mengatakan telah mendapatkan bantuan uang tunai dari pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di China sekitar Rp500.000 untuk memenuhi kebutuhan hidup satu minggu ke depan. "Teman-teman mengirit-irit, untuk beli roti, dan lainnya, dan cukup. Tapi sebenarnya untuk gizi masih kurang. Kalau imun lemah, makanan tidak terjaga, potensi besar terjangkit virus ini. Kita mau tidak mau, (kalau) mau makan sekarang harus ke pasar dan masak sendiri karena kantin masih tutup. Di pasar kita pasti berinteraksi dengan orang lokal," ungkapnya. Khoirul mengatakan terdapat 37 WNI yang belajar di Huazhong University Science and Technology. Dari jumlah tersebut, terdapat 12 orang yang terkurung di Wuhan. Kemlu: terbuka opsi evakuasi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan opsi evakuasi WNI terbuka. Saat ini Kemlu Indonesia sedang membahas dengan Pemerintah China terkait hal tersebut. [caption id="attachment_274292" align="alignnone" width="900"] Kemlu Indonesia sedang membahas dengan Pemerintah China (Foto; Istimewa)[/caption] "Status lock down, status ini juga harus kita bahas dengan otoritas Tiongkok. Kemarin saya bicara dengan Menlu Australia yang juga sedang menyiapkan (evakuasi). Jadi sekali lagi opsi itu terbuka. Kita persiapkan semuannya," kata Retno. Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto mengatakan TNI AU telah menyiapkan tiga pesawat untuk mengangkut WNI di Wuhan dan sekitarnya. [caption id="attachment_274289" align="alignnone" width="900"] Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) telah menyiapkan tiga pesawat angkut untuk mengevakuasi mereka (Foto: Istimewa)[/caption] Pesawat yang dikerahkan adalah dua pesawat Boeing 737 dan satu pesawat C130 Hercules. Selain itu, kata Fajar, TNI juga telah menyiapkan personel dari Batalyon Kesehatan untuk membantu jika evakuasi terlaksana. "Kita (TNI AU) sudah siap. Kita (masih) menunggu Kemlu bisa tembus ke Pemerintah China agar bisa release berangkat ke sana. Yang jelas TNI AU sudah siap 24 jam," kata Fajar. Kementerian Luar Negeri telah menyalurkan dana kepada 243 WNI yang terisolasi di lokasi terdampak virus corona di China, seperti di Wuhan, Xianing, Huangshi, Jingzhou, Xianyang, Enshi dan Shiyan. [caption id="attachment_274299" align="alignnone" width="900"] Peta penyebaran corona di cina (Foto: Istimewa)[/caption] "KBRI memberikan bantuan keuangan sekitar Rp133.280.000 agar bisa segera diterima oleh mahasiswa, Jadi bukan hanya Wuhan tapi distribusi juga ke seluruh WNI yang berada di daerah karantina," kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha. Terdapat 243 WNI yang tersebar di 15 titik karantina di China. Uang tersebut, kata Judha, diberikan ke Persatuan Pelajar Indonesia Tiongkok (PPIT) untuk membeli bahan makanan dan minuman. Para mahasiswa, seperti Khoirul dan Yuliannova yang mendapatkan bantuan mengatakan dana tersebut hanya cukup memenuhi kebutuhan hidup selama satu minggu ke depan. Yang mereka harapkan dari Pemerintah Indonesia adalah untuk segera mengevakuasi dari sarang virus corona. Sebanyak 200 warga Jepang sudah diterbangkan dari Wuhan dan mendarat di Bandara Haneda, Tokyo, Rabu (29/01/2020). Sekitar 650 lainnya mengatakan ingin juga dipulangkan dan pemerintah Jepang mengaku sedang merencanakan penerbangan tambahan. Masih pada Rabu (29/01/2020), para karyawan konsulat AS serta sejumlah warga AS meninggalkan Wuhan. Menurut CNN, mereka mungkin harus menetap sementara di sebuah hangar bandara secara terisolasi selama dua pekan. [caption id="attachment_274296" align="alignnone" width="900"] Peta penyebaran corona (Foto: Istimewa)[/caption] Kemudian, Australia berencana memulangkan warganya dari Wuhan. Namun, sebagaimana dipaparkan Perdana Menteri Scott Morrison, orang-orang tersebut akan dikarantina selama dua pekan di Pulau Christmas—sekitar 2.000 kilometer dari daratan utama. Kementerian Luar Negeri Inggris tengah menyiapkan rencana untuk mengevakuasi sebanyak 200 warga Inggris dari Wuhan. Secara terpisah, dua pesawat untuk menerbangkan warga negara-negara anggota Uni Eropa telah dijadwalkan. Menurut rencana, sebanyak 250 warga Prancis akan menumpang pesawat pertama. Korea Selatan juga mengatakan 700 warganya akan terbang menggunakan empat pesawat pekan ini. Korban Virus Corona Melonjak Jadi 132 Orang Hingga laporan ini disampaikan jumlah korban meninggal akibat virus corona ini sudah mencapai 132 orang, sementara hampir 6.000 lainnya dinyatakan positif tertular. Ada 102 warga negara Indonesia di kota pelajar ini, sebagian besar adalah mahasiswa. Yuli mengakui sudah mendapatkan bantuan dana dari KBRI di Beijing untuk mencukupi kebutuhan mereka selama satu minggu ke depan, tetapi belum dapat memanfaatkannya untuk membeli kebutuhan sembako dan obat-obatan karena seluruh toko, apotik dan fasilitas umum tutup. [caption id="attachment_274311" align="alignnone" width="900"] seluruh toko, apotik dan fasilitas umum tutup (Foto: Istimewa)[/caption] “Ada masker dari kampus untuk bertahan, tapi terlalu tipis. Bukan masker yang disarankan untuk virus itu. Makanya kami pakai dobel. Teman-teman sekarang juga mulai susah cari obat karena apotik banyak yang tutup," ujar Yuli. Selain itu, kata Yuli, masker juga sudah habis terjual, sedangkan karena dalam status isolasi atau lockdown, tidak ada yang masuk dan keluar Wuhan. "Tidak tahu sampai kapan akan dicabut status lockdown-nya,” keluh Yuli. Ditambahkannya, yang paling dibutuhkan saat ini adalah makanan, minuman, obat-obatan dan masker. “Kami memahami karena sedang lockdown, susah masuk pasokan. Jadi bingung bagaimana kami dapat bertahan dan melakukan pencegahan agar tidak tertular, sementara kami ada di sarangnya virus, tanpa makanan, minuman dan obat-obatan yang cukup,” kata Yuli. Ketiga Mahasiswa Sampaikan Pesan untuk Keluarga Ketiga mahasiswa ini dengan terbata-bata juga menyampaikan pesan bagi keluarga mereka. “Untuk bapak, ibu, jangan terlalu khawatir. Aku di sini sehat. Teman-teman juga masih sehat. Kami bertahan dulu hingga pemerintah menjemput kami. Kami.... kami.... Jangan khawatir ya... Kami aman meskipun berada di tempat yang tidak aman dan tidak sehat. Kami sudah memohon agar pemerintah mengevakuasi kami sesegera mungkin,” ujar Yuli dengan suara parau. Amerika dan Jepang sudah menjemput warga negara mereka dari Wuhan Rabu (29/1/2020) pagi. Sementara Perancis, Korea Selatan dan beberapa negara lain masih berdialog dengan pemerintah China untuk mengevakuasi warganya. TNI Angkatan Udara kepada wartawan di Jakarta mengatakan telah menyiagakan tiga pesawat untuk membantu evakuasi warga Indonesia di Wuhan, China. Namun, mereka masih menunggu keputusan dari Kementerian Luar Negeri. (Berbagai Sumber)