Menurut perempuan kelahiran Sukabumi ini, laporan BPS tersebut juga perlu dibaca dengan empati agar mampu melipur jeritan rakyat secara nyata. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa masyarakat kelompok ekonomi menengah ke bawah, apalagi kelompok miskin, semakin merasakan himpitan kebutuhan sehari-hari.
Keberlanjutan pemulihan ekonomi nasional perlu terus diupayakan, tidak hanya oleh pemerintah, melainkan sebagai usaha bersama seluruh bangsa. Upaya berkelanjutan ini adalah bentuk empati pemerintah yang diperuntukkan bagi negeri.
“Selama ini, pemerintah telah berupaya bekerja dengan hati, menunjukkan empati. Pemerintahan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin pasti melindungi masyarakat khususnya kelompok miskin dan rentan,” ujar Donum Theo, Aparatur Sipil Negara di Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
Menurutnya, bekerja dengan hati itu merupakan salah satu dari tiga wujud empati seperti yang diungkapkan oleh Azyumardi Azra.
“Secara akademik, tiga wujud itu ialah empati kognitif, empati emosional, dan empati welas asih,” lanjut Theo.
Empati kognitif adalah upaya manusia untuk merasakan dan memikirkan kenestapaan manusia lain. Sedangkan empati emosional adalah merasakan emosi manusia lain yang mengalami kesengsaraan.
Terakhir, empati welas asih mendorong manusia untuk meringankan beban derita manusia lainnya. Perwujudan empati semacam itu jamak muncul di tengah masyarakat.