Kehadiran internet dan media digital di Indonesia terus tumbuh secara signifikan. Hal ini juga diikuti dengan peningkatan pengguna media sosial yang telah menembus angka 191 juta pengguna pada tahun 2022.
Media sosial yang banyak diminati saat ini seperti Instagram, Facebook, Twitter, Tiktok dan Youtube tidak hanya dapat diakses melalui komputer dan laptop namun juga perangkat seluler para pengguna.
Peradaban di era digital ini pun mendorong perubahan pola konsumsi media di masyarakat Indonesia yang semakin lintas platform dengan paparan konten informasi serta hiburan yang jauh semakin beragam dan melampaui batas ruang dan waktu.
Keberadaan internet dan media digital tidak menggantikan peran media konvensional yang lebih dulu hadir seperti televisi. Justru terjadi relasi yang mengidentifikasikan sebuah proses penyatuan teknologi, industri, dan juga konten sebagai sebuah konsep yang dikenal dengan istilah konvergensi media.
Burnett dan Marshall menjelaskan gagasan tentang konvergensi media sebagai penggabungan industri media, telekomunikasi, dan komputer menjadi sebuah bentuk yang bersatu serta berfungsi sebagai media komunikasi dalam bentuk digital. Konsep penggabungan media ini juga memposisikan masyarakat Indonesia tidak hanya sebatas sebagai audiens yang menerima dan menikmati konten, namun juga membuka peluang untuk berperan sebagai pemilik media yang dapat melakukan produksi konten melalui sosial media.
Semangat Bhinneka Tunggal Ika di era konvergensi media, menghadirkan ruang serta dimensi untuk keberagaman konten lintas platform namun tetap terintegrasi.
Salah satu contoh nyata adalah konten viral seorang penyanyi cilik asal Banyuwangi, Jawa Timur, Farel Prayoga yang dengan penuh percaya diri menyanyikan lagu “Ojo Dibandingke” pada perayaan Dirgahayu RI di Istana Negara.