"Pokoknya kau datang aja ke sini, biar kuolahnya Katua," kata Bang SP, inisial Bang Samin di Kompas.
Singkatnya, Katua akhirnya mau menerima saya dan Bang SP. Dari awalnya hanya berdiri di pintu mobil, Pa Katua akhirnya mengajak saya dan Bang SP untuk bicara di ruang kantornya. Pa Katua, berkisah banyak tentang Jonhy Pardede.
"Dia anak pintar, main bolanya juga bagus kali," begitu kira-kira awal kisahnya.
Ketika sampai pada pertanyaan, mengapa Pardedetex dibubarkan? Padahal klub itu merupakan pionir dari klub-klub profesional di tanah air. Klub tempat bintang-bintang nasional berkumpul. Klub yang menjadi bayang-bayang tim nasional.
Ya, Sutjipto Suntoro (Gareng), Iswadi Idris, Yakob Sihasale, dan para bintang top Indonesia saat itu, berkumpul di sana. PSSI selalu memanfaatkan Klub Pardedetex sebagai bagian yang langsung dari tim nasional.
Ndang olo
"Ndang olo ahu dimaki halak! (Tak sudi aku dimaki orang)," begitu kata Katua.