"Jadi Liga 1 2023/2024 akan digelar Juli 2023, sedangkan Liga 2 digelar November. Ini jelas membuat perubahan yang sangat mencolok di kepemimpinan PSSI yang baru di bawah Pak Erick. Tapi, setelah dijelaskan bahwa tujuannya seluruh klub sepakat.”
"Jadi dijauhkannya kick off antara Liga 1 dan Liga 2 memikirkan sisi komersial dan bisnis dari klub Liga 2 agar lebih menguntungkan. Karena kalau digabungkan tentu Liga 2 akan kalah dengan Liga 1. Jadi dalam rentan waktu itu, ada waktu untuk ketum memikirkan konsep bagaimana mengiklankan Liga 2 di bulan November," sambungnya.
Lebih lanjut, Sigi juga menjelaskan dalam Sarasehan sepakbola nasional kemarin sama sekali tidak ada pembahasan perihal kelanjutan Liga 2 2022/2023 yang dihentikan.
Sebab, para klub telah sepakat untuk melanjutkan kompetisi di musim baru karena berbagai faktor, diantaranya adalah waktu persiapan.
"Kemarin kami membahas kompetisi selanjutnya, artinya 2023/2024, dan begitu paparan pak ketum itu menarik, jadi semua otomatis tidak ada kelanjutan Liga 2. Kami semua sepakat melanjutkan Liga 2 musim yang baru. Patokan kami tetap pada keputusan Exco yang terdahulu bahwa penghentian liga tanpa degradasi," ucapnya.
"Intinya, semua tim liga 2 sepakat untuk kompetisi musim selanjutnya dan kita semua optimistis liga sepakbola semakin bagus ke depannya," jelas Sigit.
Sigit juga menyebut, untuk mengisi kekosongan kompetisi Liga 2 2022/2023, akan ada mini turnamen dari jeda waktu setelah Piala Dunia U-20 2023, yaitu Juli-September.