“Kita, sebagai pasien, harus bisa obrolkan langsung dengan dokter estetika terkait kondisi kita. Saya sudah merasakan langsung pentingnya sesi konsultasi dua arah, baik itu untuk tanya prosedur perawatan, risiko, sampai efek samping pasca-treatment,” ungkap Elma Theana.
“Karena dokter estetika saya juga sangat terbuka, saya pun nyaman dan merasa aman mengikuti setiap prosesnya. Selama perawatan filler, semua tahapan berjalan dengan lancer,” lanjutnya.
Hal ini juga didukung oleh dr. Kristian Sanjaya, M.Biomed (AAM) yang menyatakan, "Sebelum menjalani prosedur injeksi filler, kami selalu menganjurkan pasien untuk melakukan konsultasi lengkap, baik sebelum maupun sesudah perawatan."
"Langkah ini diperlukan untuk mengantisipasi potensi efek samping yang mungkin timbul. Pasien juga diharapkan untuk transparan dan komunikatif mengenai kondisi tubuh mereka," jelas dr. Kristian Sanjaya.
"Dokter yang melakukan prosedur perlu mengetahui riwayat alergi dan perawatan sebelumnya untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan setelah prosedur," ia melanjutkan.
Konferensi pers dengan tema menghapus standar kecantikan eksklusif dari masyarakat ini mendorong orang untuk merayakan keunikan fitur wajah mereka.
Dengan lebih dari 270 juta penduduk yang berasal dari berbagai etnis dan suku, keragaman budaya Indonesia telah menciptakan pandangan yang berbeda mengenai ciri-ciri yang harus dimiliki seseorang untuk dianggap "cantik" atau "tampan”.