“Ketika saya berbicara dengan para profesional penegak hukum dan pendidik tentang masalah ini, mereka percaya salah satu pendorong terbesar adalah perluasan media sosial dan kurangnya check and balances karena ekspresi kebencian dan fakta bahwa hal itu telah memberikan individu yang seharusnya memiliki tidak ada suara platform yang luar biasa," kata Moore.
Dia dengan spesifik memilih Kanye West, rapper yang kini banyak mengundang kontroversi karena "kebebasan bicaranya" dan mendapat reaksi balik dari serangkaian kata-kata kasar antisemit dan penuh konspirasi baru-baru ini.
"Kami melihat Kanye West dan lainnya yang telah menggunakan Twitter dan platform media sosial lain, dan kami telah melihat platform lain seperti Parler yang telah dibuat semata-mata agar orang-orang dengan pandangan ekstremis memiliki platform (untuk berbicara kebencian)," kata Moore selama pertemuan.
"Dan itu, menurutku tentu berbahaya." lanjutnya.
Seperti diketahui, Kanye West belakangan memang kerap membawa-bawa kalimat rasial, seperti Yahudi, mendukung Hitler, White Lives Matter hingga Black Lives Matter.