Seluruh Kader Golkar Se Papua Barat Daya akan bersatu dan menolak kehadiran Mandat Boneka bentukan DPP Partai Golkar Bandara Deo Kota Sorong dalam rangka akan melaksanakan Musda Settingan di Papua Barat Daya yang tidak demokratis dan Otoriter tidak mendengarkan suara kader di bawah dan berpotensi akan menimbulkan Konflik sesama kader Golkar di Papua Barat Daya.
"Apalagi saat ini Lambert Jitmau yang mau di jadikan Ketua Golkar Papua Barat Daya masih dalam proses hukum di Kejaksaan terkait dugaan kasus Korupsi pengadaan ATK saat menjabat sebagai Walikota Sorong. Sementara Sekretaris Golkar Papua Barat Silvi Wanma sedang dalam proses hukum di Peradilan di Kejaksaan Sorong. Harusnya hal hal seperti begini menjadi pertimbangan DPP Partai Golkar dalam mengambil suatu kebijakan strategis tentunya jangan sampai merugikan turunnya suara Partai Golkar di Papua Barat dan Papua Barat Daya Nantinya," terang Petrus.
Kader Golkar berharap Ketua Golkar Papua Barat Daya nanti bisa dipimpin kader yang militan, profesional dan memiliki kompetensi untuk memimpin Partai Golkar di Papua Barat Daya dan meminta DPP Partai Golkar menurunkan Plt Ketua Golkar di Papua Barat Daya lalu buat Musda Papua Barat Daya Secara Demokrasi dan membuka ruang pendaftaran agar semua Kader kader Golkar Potensial bisa mendaftarkan diri sebagai kandidat calon ketua.
Hal itu karena banyak Kader Golkar saat ini yang siap jadi Ketua Golkar Papua Barat Daya.
"Kita sudah buktikan selama hampir dua tahun kepemimpinan Lambertus Jitmau selaku Ketua PG Papua Barat, sangat tidak profesional, manajemen dan administrasi yang bobrok bahkan terkesan nepotisme dan DPP Partai Golkar jangan paksakan lagi beliau mau menjadi Ketua Golkar Papua Barat Daya karena masih banyak kader yang ingin maju Gubernur Papua Barat Daya dan ingin juga menjadi Ketua Golkar Papua Barat Daya,"tTutup John