Hingga hari ini, film Dil Se... tetap menjadi topik hangat, mengingat situasi di Manipur saat ini. Begitu juga dengan film tahun 2000, Phir Bhi Dil Hai Hindustani, yang mengungkap hubungan antara pemerintah dan media berita TV, mirip dengan premis film yang diproduksi pada tahun 2023.
Pada pertengahan tahun 2000-an, Shah Rukh Khan mulai mengambil pandangan politik yang lebih nuansa dan mendalam. Film-filmnya pada periode ini menunjukkan bahwa ideologi seseorang berasal dari karakternya dan bukan dari kekacauan di sekitarnya.
Dia membintangi film-film seperti Swades, Chak De India!, dan My Name is Khan, yang masing-masing mengangkat berbagai isu penting. Meskipun Swades menggambarkan berbagai perdebatan seputar peran NRI dalam urusan negara, Chak De dan My Name is Khan menyoroti cara pandang masyarakat terhadap Muslim India dalam situasi yang sedang berlangsung saat itu.
Lalu ada film Raees, yang dapat dianggap sebagai salah satu film paling politis dari Shah Rukh Khan sebelum Jawan. Film ini menggambarkan peristiwa yang mirip dengan kerusuhan Gujarat tahun 2002 dan tidak mengaburkan identitas karakter utama yang merupakan seorang Muslim. Namun, sebelum dirilis, film ini enggan dianggap sebagai "film gangster."
Situasi dalam film Raees menggambarkan dua hal: pertama, bahwa Shah Rukh Khan tidak ingin mengisolasi penontonnya, dan kedua, bahwa dia mampu mengekspresikan tekad yang mungkin tidak selalu dimilikinya dalam kehidupan nyata melalui peran di layar.
Shah Rukh Khan selalu mendapati dirinya berada dalam situasi sulit, diberikan tekanan oleh kelompok sayap kiri karena sikapnya terhadap intoleransi dan juga dikritik oleh kelompok sayap kanan karena tidak selalu mengikuti arus.
Namun, satu hal yang dapat dipastikan tentangnya adalah bahwa dia sangat berkomitmen terhadap sinemanya. Di layar, dia merasa bebas, bahkan jika dalam kehidupan nyata, dia terikat oleh berbagai tekanan. Jika kita memikirkannya, sikap ini sangat masuk akal.