Catatan Ilham Bintang
Antv – Entah berapa belas kali sudah saya ke Melbourne, Australia dalam 10 tahun terakhir. Tapi baru kali pertama terbang dengan Qantas ke Melbourne dan merasakan pengalaman ini.
Pesawat Qantas QF 40 Jakarta - Melbourne, boarding pukul 20.15. Sekitar 45 menit sebelum jadwal keberangkatan dari Terminal 3 Soekarno Hatta, Minggu (1/9/24) malam. Saya tiba di desk pelayanan boarding pukul 20.30 WIB. Sudah agak sepi. Tinggal beberapa orang saja, termasuk saya dan istri.
Saya sempat merasa jengah seperti penumpang terakhir yang sudah ditunggu. Penumpang lain biasanya sebal kalau pesawat tidak terbang tepat waktu atau pintu belum ditutup karena menunggu satu -dua penumpang yang terlambat masuk pesawat.
Selesai "scan barcode" boarding pass, saya bergegas ke dalam, menuju "Garbarata" --jembatan fasilitas bandara yang menghubungkan ruang tunggu penumpang ke pintu pesawat. Baru beberapa langkah berjalan, ternyata stuck atau kami terjebak kemacetan. Antrian mengular panjang, sampai pintu pesawat pun tidak terlihat. Petugas di desk depan menyusul kami. Mereka mengarahkan lewat jalur kiri yang lengang.
Pintu pesawat sudah tampak mata, tinggal beberapa langkah lagi masuk, ketika beberapa petugas menyetop dan menyilahkan kami menghadap mereka. Di depan, kiri kanan, tampak petugas sibuk menggeledah koper kabin bawaan penumpang.