Harja Jaladri dan Budi Marfan, Dua Wasit Indonesia di FIBA Asia Cup 2022

11072022 budi marfan basket fiba
11072022 budi marfan basket fiba (Foto : )
Raden Harja Jaladri (kiri) memimpin pertandingan Cina vs Australia. Foto : istimewa[/caption]
Jaga fisik dan komunikasi Memimpin pertandingan level tinggi butuh stamina prima. Terlebih ada kecenderungan ritme pertandingan bola basket berjalan semakin cepat. Di sisi lain, usia Harja dan Budi terus bertambah. Mereka menyadari itu dan berusaha semaksimal mungkin menjaga kondisi fisiknya."Kalau orang sudah berkomitmen menjadi wasit atau atlet, mereka pasti paham butuh fisik prima agar bisa menjalankan tugas secara profesional. Sudah seharusnya kita menjaga kondisi fisik. Saya pribadi berlatih rutin dengan pola tiga hari latihan dan sehari istirahat. Dari FIBA sendiri, baik Asia maupun dunia, punya panduan untuk latihan fisik wasit. Setiap hendak memimpin kejuaraan, mereka pasti akan memperhatikan soal fisik tersebut," kata Harja.Hal senada disampaikan Budi. Ia mengaku berlatih empat hari dalam sepekan untuk menjaga kondisi tubuhnya. "Saya juga mewasiti pertandingan-pertandingan uji coba klub. Ini untuk menjaga kondisi fisik saya dan suasana pertandingan," ungkap Budi.Memimpin pertandingan level internasional butuh komunikasi yang baik. Harja dan Budi punya Bahasa Inggris yang mumpuni untuk berkomunikasi dengan pemain di lapangan. Namun lebih dari itu, ada aspek lain dari sekadar bahasa yang menjangkau lingkup lebih besar. Menurut Budi, ia mesti memahami budaya, cara berkomunikasi orang-orang dari daerah asal tim, karakter personal mereka, sampai karakter pelatih."Misalnya, kalau kita lihat ada pemain atau pelatih yang terlihat seolah protes berlebihan dan meledak-ledak untuk ukuran kita orang Indonesia. Kami harus paham dulu dari mana mereka berasal. Bisa jadi di tempat mereka itu masih dalam batasan normal. Kalau merasa sudah berlebihan, kami akan mengingatkan. Biasanya pelatih dan pemain dari negara mana saja kalau sudah diperingatkan, mereka akan menurut sesuai rule of the game," ungkap Budi.Hal serupa berlaku untuk karakter pribadi. Biasanya, para wasit mendapatkan informasi ini dari scouting tim. Kemudian mereka saling berbagi informasi."Jadi bukan cuma pelatih dan pemain yang scouting tim, kami wasit juga dan itu sudah berlangsung lama. Dengan memahami karakter mereka, cara mereka bermain, kami akan terbantu dalam bertugas," kata Harja menambahkan.Harja dan Budi akan bergabung dengan para wasit lainnya yang akan bertugas di FIBA Asia Cup 2022 pada 10 Juli. Selanjutnya, mereka akan menjalani tes fisik lagi sebelum memimpin pertandingan mulai 12 Juli."Belum tahu pertandingan apa yang akan kami wasiti. Biasanya sehari sebelumnya baru diketahui. Namun apa pun pertandingannya nanti, kami harus siap," kata Harja meyakinkan.