Rencana pelaksanaan Belajar Tatap Muka (BTM) di sekolah-sekolah pada masa pandemi covid-19 diprediksi batal. Ini disebabkan kualitas proses pembelajaran yang dipertanyakan dan varian baru covid-19 terus bermunculan serta rentan meluas di Indonesia.
Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS Ledia Hanifa A menjelaskan, pelaksanaan belajar secara daring lebih banyak muncul dampak negatif dibanding tersampaikannya kualitas materi pendidikan secara menyeluruh."Kami aja yang di DPR itu juga sudah banyak lost kalau daring, apalagi anak-anak," ujar Ledia di sela forum diskusi bersama wartawan di kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (21/5/021).Menurutnya, vaksinasi terhadap tenaga pendidik menjadi prioritas sebagai jaminan pelaksanaan BTM dapat terealisasi.Mestinya anak-anak juga divaksin tetapi sementara ini belum tersedia vaksin untuk anak-anak, sehingga didahulukan untuk para guru.Namun, katanya, melihat perkembangan pandemi di Indonesia dengan kasus penularan terus meningkat dan muncul varian baru covid-19, pemberlakukan BTM kembali dipertanyakan."Tetap saja belum tentu Juli ini belum bisa [belajar secara] tatap muka, masih bahaya. Kita evaluasinya berat [untuk] angkatan yang mengalami masa ini," ujarnya.
Dia mengapresiasi gagasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan metode pembelajaran hibrida menggabungkan metode tatap muka dan daring (online)
Baca Juga :