(Foto: VOA Indonesia/Reuters)[/caption]Pasukan Roj kini memiliki 87 pejuang yang dipersenjatai, diperlengkapi, dan dilatih oleh para perwira peshmerga Kurdi."Tuntutan kami adalah memberlakukan kesepakatan antara pemerintah federal Irak dan pemerintah daerah Kurdi, sehingga kami dapat bergerak dan melaksanakan tugas kami di Sinjar. Sinjar dan warga tak berdosanya yang terbunuh, telantar dan tertangkap oleh ISIS, bersama dengan mereka yang rumah, desa, dan kotanya dihancurkan oleh ISIS menuntut setiap hari agar peshmerga membantu mereka,” jelas Kapten Xate Sinjari, komandan unit tersebut.[caption id="attachment_448371" align="alignnone" width="400"]
Heza, pejuang Yazidi dari Unit Perempuan Shengal (YPS), mempersiapkan senapannya di rumah yang ditinggalkan yang digunakan sebagai markas YPS di Al-Meshleb, pinggiran timur Raqa, 18 Juli 2017. (Foto: VOA Indonesia/AFP)[/caption]Pada Oktober 2020, Baghdad dan Irbil mencapai kesepakatan tentang pemerintahan dan keamanan di distrik Sinjar.Perjanjian tersebut menyerukan penarikan kelompok-kelompok bersenjata yang menguasai distrik tersebut setelah direbut kembali dari ISIS pada tahun 2015.Pasukan Mobilisasi Rakyat, atau PMF, dan Partai Pekerja Kurdistan, PKK, termasuk di antara kelompok-kelompok bersenjata yang seharusnya ditarik dari Sinjar, meskipun tidak jelas apakah keduanya menyetujui kesepakatan tersebut.Perjanjian tersebut ditujukan untuk membuka jalan bagi kembalinya lebih dari 360.000 orang Yazidi yang masih tinggal di kamp-kamp pengungsian sejak melarikan diri dari wilayah mereka pada tahun 2014 ketika ISIS menyerbu Sinjar.Kelompok militan itu telah menghancurkan desa-desa dan situs-situs keagamaan, menembak mati para warga lelaki sebelum menculik ribuan perempuan dan anak-anak, untuk kemudian memperdagangkan mereka dalam perbudakan zaman modern. VOA Indonesia
Baca Juga :