Tahun 1946-1947 merupakan lembaran kelam bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Konon 40.000 orang dibantai dalam sebuah operasi penumpasan pemberontak oleh pasukan khusus Belanda yang dipimpin oleh raymond Pierre Paul Westerling.Pada awalnya para pemberontak melakukan perlawanan namun tertangkap. Para pemberontak ini ditahan dan dipekerjakan untuk membuat sebuah lubang besar.Seusai membuat lubang mereka disuruh untuk mengitari lubang itu, lalu mereka ditembaki.Semakin membabi buta Belanda juga menembaki masyarakat sekitar dengan memasuki rumah-rumah, kurang lebih 40.000 jiwa melayang di dalamnya.[caption id="attachment_446732" align="aligncenter" width="900"]
Monumen Korban 40.000 Jiwa (Foto infosulsel.com)[/caption]Untuk mengenang persitiwa itu sebuah monumen didirikan lantaran rasa prihatin yang diberikan masyarakat Makassar.
4. Monumen Lubang Buaya Mengenang Peristiwa G30SPKI. Peristiwa G30S/PKI merupakan sejarah kelam yang dimiliki bangsa Indonesia dan sukar untuk dilupakan.Bagaimana tidak, dalam waktu kurang dari sehari, yakni pada malam 30 September hingga 1 Oktober 1965, bangsa Indonesia kehilangan para putra terbaiknya.G30S/PKI yang menurut narasi adalah pembantaian yang didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) ini merenggut nyawa tujuh perwira militer Indonesia dan seorang gadis kecil putri Jenderal Abdul Haris Nasution.Salah satu hal yang tidak dapat dilupakan adalah cara para pemberontak menghilangkan nyawa para jenderal, yakni dengan disiksa terlebih dahulu kemudian dibuang ke sebuah sumur di Lubang Buaya.[caption id="attachment_446733" align="aligncenter" width="900"]
Baca Juga :