Tak hanya menjadi tempat pendidikan dan dakwah keagamaan, pesantren juga bisa menjadi sentra perekonomian yang menggerakkan masyarakat sekitar.
Seperti di Pondok Pesantren Al Ishlah, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Melalui koperasi yang ada di dalamnya, Pesantren pimpinan KH. Thoha Yusuf Zakaria ini berperan penting dalam proses penjualan ikan pindang di daerah tapal kuda Jawa Timur.Terletak di dekat pasar Kota Kulon, membuat koperasi pesantren menjadi pertemuan para pedagang besar ikan pindang dari berbagai kota di Jawa Timur, seperti Jember, Muncar, Banyuwangi, Situbondo, Probolinggo. Perhari, puluhan ton ikan pindang diangkut menggunakan mobil bak terbuka atau truk."Pesantren ini memiliki posisi dan peran yang strategis," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti di Jakarta, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (4/2/2021).Atas pertimbangan tersebut, Ditjen PDSPKP pun menyetujui pengajuan bantuan gudang beku (cold storage) portabel berkapasitas 50 ton.Terlebih gudang beku ini akan dimanfaatkan sebagai tempat penampungan bahan baku pindang sekaligus menjadi sarana penyimpanan ikan pindang yang tidak habis dijual.
Berdasarkan penuturan pembina pesantren, Artati menyebut kebutuhan ikan di pondok pesantren mencapai 2.875 kg per bulan atau senilai Rp64.687.500. Selain itu, dalam 6-12 bulan ke depan, kebutuhan ikan diproyeksikan menjadi 17.250 kg per bulan atau setara dengan Rp388.125.000.Dalam operasionalnya, gudang beku juga menjadi solusi bagi 174 orang pemindang yang terdampak pandemi covid-19. Mereka tergabung dalam 15 kelompok yang bermitra dengan koperasi Al-Ishlah."Keberadaan gudang beku ini juga bisa dirasakan manfaatnya secara langsung bagi 9 orang tenaga kerja pada pengelolaan gudang beku," urainya.[caption id="attachment_434291" align="alignnone" width="900"]
Baca Juga :