berjudul “Punya Islam dan Demokrasi, Presiden Jokowi: Indonesia Akan Menjadi ‘Rahmat’ Dunia” yang dimuat pada 20 April 2016.
Dalam artikel disebutkan, Presiden meyakini, Indonesia yang sedang dibangun ini, akan menjadi rahmat bagi dunia, “blessing” bagi dunia. Dunia yang saat ini masih berkutat melawan kemiskinan, dunia yang masih kental dengan ketidakadilan, dunia yang terganggu oleh terorisme dan ekstrimisme kekerasan, kata Presiden Jokowi saat berpidato di hadapan Parlemen Inggris, di London, Selasa (19/4) siang waktu setempat.Keyakinan itu, lanjut Presiden Jokowi. didasarkan pada kenyataan, bahwa Indonesia dianugerahi dua aset penting dalam kehidupan bangsa kita, yakni Islam dan demokrasi. Ia menyebutkan, Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, dengan jumlah lebih dari 200 juta penduduk muslim, dengan ciri utama yang moderat.Presiden mengaku bangga bahwa Islam di Indonesia memiliki peran penting dalam mengkonsolidasikan demokrasi, bertindak sebagai penjaga kemajemukan dan toleransi, menyerukan moderasi dalam masyarakat, menentang radikalisme, segala bentuk terorisme, dan ekstrimisme kekerasan, dan dapat menjadi inspirasi bagi dunia. Menurut Presiden Jokowi, sejak reformasi 1998, Indonesia telah menjadi negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, dimana pemilu demokratis dan damai, yang telah berjalan selama empat kali, kini menjadi satu-satunya mekanisme pergantian kekuasaan.Semua warga negara, terlepas dari latar belakang ras, gender, dan agama adalah sama di mata hukum dan memiliki persamaan hak dan kewajiban, papar Presiden Jokowi seraya menyebutkan, militer kini tidak lagi terlibat dalam politik, dan kebebasan berbicara, kebebasan pers dan kebebasan beragama, semuanya dijamin oleh konstitusi.Meski demikian, Presiden Jokowi mengakui, seperti di banyak negara lain, dua aset penting dalam kehidupan Indonesia, yakni Islam moderat dan demokrasi, masih mendapat berbagai tantangan, yaitu tindakan intoleransi dalam masyarakat, radikalisme dan ektremisme kekerasan, aksi-aksi terorisme yang mengatasnamakan agama.Bahkan ada juga warga negara Indonesia yang bergabung dengan gerakan-gerakan teroris asing di luar negeri, meskipun jumlahnya sangat kecil sekali di antara 252 juta penduduk Indonesia. Untuk menghadapi itu semua, lanjut Presiden, pemerintah yang dipimpinnya memperkuat penegakan hukum dengan merevisi UU Anti-Terorisme, dan meningkatkan kemampuan otoritas intelijen.Namun, yang lebih penting adalah kami mengedepankan pendekatan soft power, menggunakan pendekatan agama dan budaya, melibatkan partisipasi masyarakat, khususnya ormas keagamaan, dan menjalankan program deredikalisasi, rehabilitasi, dan reintegrasi di masyarakat, terang Presiden Jokowi.Sumber: https://setkab.go.id/punya-islam-dan-demokrasi-presiden-jokowi-indonesia-akan-menjadi-rahmat-dunia/
Dalam artikel tersebut Jokowi menyebut untuk menghadapi radikalisme dan ektremisme kekerasan, aksi-aksi terorisme yang mengatasnamakan agama, pemerintah memperkuat penegakan hukum dengan merevisi UU Anti-Terorisme, dan meningkatkan kemampuan otoritas intelijen dan mengedepankan pendekatan soft power, menggunakan pendekatan agama dan budaya, melibatkan partisipasi masyarakat, khususnya ormas keagamaan,Tidak ditemukan pernyataan dilakukan dengan caranya sendiri seperti diklaim dalam unggahan.Kemudian kroscek pernyataan Jokowi "KESELAMATAN RAKYAT ADALAH HUKUM TERTINGGI NEGARA" masih ditemukan dalam laporan artikel laman resmi
Baca Juga :