Kudus dan jenang itu lengket kayak perangko. Gurau teman. Meski gurauan, tapi itu memang benar adanya. Kudus memang tak terpisahkan dari jenang, makanan khas yang terbuat dari tepung ketan yang memang bertekstur lengket itu. Dari Desa Kaliputu, jenang legendaris pertama kali muncul pada jaman Walisongo silam.
Jenang, oleh-oleh khas Kudus itu memiliki rasa manis, tekstur legit, empuk dan lengket. Jajanan ini menjadi buah tangan yang diburu wisatawan saat berkunjung ke kota Kudus.Saya sudah lama penasaran ingin tahu asal muasal jenang Kudus. Dan atas saran kawan saya tadi, saya pun bertandang ke Desa Kaliputu. Dari sinilah jenang legendaris tersebut pertama kali muncul pada jaman Walisongo dulu.Seperti dituturkan salah satu generasi penerus perajin jenang di Desa Kaliputu, Zaenal (55) saat saya mampir ke dapur jenang miliknya."Suatu hari Sunan Kudus, Syekh Jangkung, dan Mbah Dempok Soponyono dan cucunya melakukan perjalanan. Ketika cucu Mbah Dempok Soponyono bermain burung dara di tepi sungai dia tercebur dan hanyut. Anak itu kemudian ditolong oleh warga setempat. Syekh Jangkung menyatakan cucu Mbah Dempok itu hanya mati suri. Itu artinya masih hidup. Dan untuk membangunkannya, Syekh Jangkung meminta kepada ibu-ibu agar membuat jenang bubur gamping untuk disuapkan kepada bocah itu," cerita Zaenal.Kisah itulah yang juga kemudian menjadi asal mula nama Kaliputu. Kali adalah sungai, putu adalah cucu. Artinya, cucu Mbah Depok Soponyono yang hanyut di sungai sehingga dinamakan Kaliputu.Sejak peristiwa itu, Sunan Kudus berucap bahwa suatu saat kelak kalau zaman sudah ramai, orang Kaliputu hidupnya bermata pencaharian dari jenang.[caption id="attachment_397290" align="alignnone" width="900"] Remaja Desa Kaliputu banyak yang bekerja sebagai pembuat jenang. Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]"Dan sampai sekarang, Desa Kaliputu jadi sentra pembuatan jenang di Kudus, bahkan produk jenang sini dikirim sampai kemana-mana," jelasnya.Zaenal sudah puluhan tahun menjalankan usaha membuat jenang. Bahkan saat inipun ia ditunjuk menjadi ketua Paguyuban perajin jenang Kudus. Sehingga ia tak hanya memproduksi jenang, tapi juga rutin keliling desa untuk menjalin komunikasi dengan para perajin lainnya.[caption id="attachment_397288" align="alignnone" width="1280"]
Zaenal sedang membuat jenang. Kelapa tua didatangkan dari Karimunjawa. Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Di desa Kaliputu ada puluhan usaha jenang tradisional dengan nama masing-masing. Dari semua usaha, telah menyerap ratusan tenaga kerja.Dapur jenang saat ini terdiri dari dua macam jenis. Yang pertama sistem manual seperti sejak awal jenang dibuat, yang kedua memakai mesin untuk menjalankan putaran pengadukan.[caption id="attachment_397286" align="alignnone" width="900"]
Baca Juga :