Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Bahan utamanya adalah adonan tepung ketan, gula jawa, kelapa, gula, dan bahan lain khusus untuk jenang variasi. Perajin mendapat pasokan kelapa dari Jepara dan kepulauan Karimunjawa. Sedangkan gula jawa didatangkan dari Purworejo."Dulu, jenang Kudus itu memakai gula tebu. Kini beralih ke gula kelapa karena menghasilkan warna yang lebih menarik," ungkap Zaenal.Untuk membuat jenang butuh proses panjang, yang pada intinya mencampurkan semua bahan menjadi gumpalan kental dan padat dan kenyal.Dulu jenang tradisional hanya satu rasa saja, yaitu gula jawa. Kini perajin membuat banyak variasi penikmat jenang bisa mendapatkan banyak pilihan.[caption id="attachment_397280" align="alignnone" width="900"]
Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]"Pada awal, jenang disajikan dengan bentuk kotak agak besar di piring. Sekarang jenang kudus dipotong kecil-kecil dan dibungkus plastik, lalu dikemas. Yang model begini banyak disukai wisatawan karena praktis untuk oleh-oleh," tambahnya.[caption id="attachment_397279" align="alignnone" width="900"]
Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Untuk pesanan khusus, seperti hantaran misalnya, bisa order atau membeli paketan yang sudah ada. Jenang dalam budaya Jawa sering dipakai untuk makanan pesta pernikahan.[caption id="attachment_397284" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Tekstur jenang yang manis dan lengket, menjadi simbol agar keluarga yang dibina juga manis dan senantiasa lengket seperti jenang.
Baca Juga :