HUT Kelompok Usaha Bakrie ke-78, H. Achmad Bakrie Manusia Realistis

HUT Kelompok Usaha Bakrie ke-78, H. Achmad Bakrie Manusia Realistis (Foto Kolase)
HUT Kelompok Usaha Bakrie ke-78, H. Achmad Bakrie Manusia Realistis (Foto Kolase) (Foto : )
Daging kurban kita dibagikan dulu ke orang miskin di sekitar kantor.”
Tapi Achmad Bakrie bilang " Kok, mikirin orang. Kenapa kamu nggak kasih orang-orang pabrik saja?” kenang Iesye.Barangkali yang dimaksud bahwa di lingkungan terdekat saja ada yang berhak menerima, kenapa harus orang jauh. Itu mengada-ada namanya. Tidak realistis. Sebagai orang yang mandiri dan realistis cara berpikirnya, H. Achmad Bakrie kelihatan sebagai sosok yang keras, tegas dan kukuh pendirian. Seolah sulit bagi orang untuk meluluhkan segala sesuatu yang telah dia yakini kebenarannya.Tapi kenyataannya tidak juga begitu. H. Achmad Bakrie ternyata juga seorang yang arif, pemimpin yang masih mau mendengarkan masukan bawahannya, bapak yang dengan kesabarannya mau mendengarkan dan menerima pemikiran anaknya, kata Rizal.Suatu kali H. Achmad Bakrie, Ical, Indra dan Nirwan membicarakan bisnis, entah bisnis apa di ruangan kerjanya. Ketika itu suara Ical melengking menolak pendapat ayahnya. Namun Nirwan membantu menjelaskan pikiran Ical dengan suara lebih lembut.Sang ayah ketika itu hanya menulis serta memperhatikan dengan cermat dan sabar apa yang dikemukakan anak-anaknya. Terus membicarakan kopi dan lada. Ical juga waktu itu ngotot: "
Bagaimana bapak nih...!” suara Ical melengking tinggi. Tapi H. Achmad Bakrie terus memperhatikan apa yang dikatakan anak-anaknya. Akhirnya hanya bilang " Ya, saya pikirkan lebih lanjut, ya Is?” Begitu konfirmasi Iesye, yang waktu itu hadir di ruang kerja H. Achmad Bakrie.Itu menunjukkan, kata lesye yang sering dipanggil Is, bahwa beliau mau dan terbuka menerima pendapat orang lain. Mulanya hanya bergaul dengan anaknya, tapi kemudian jadi mengenal bapaknya. Rizal Irwan yang pernah menjadi salah seorang direktur PT Bakrie & Brothers, adalah teman sepermainan Ical sejak kecil dulu.Ical pula yang sering mengajak Rizal ke pabrik perusahaan ayahnya. Selesai sekolah, mereka berdua mendirikan perusahaan kontraktor. Tapi Ical kemudian ditarik ke perusahaan ayahnya.Setelah itu gantian Rizal kebagian diajak bergabung kesana. Tapi Rizal ragu, antara berjuang sendiri atau memilih sarana Bakrie & Brothers.