Kalau berhitung bisnis, ujarnya lagi, tak perlu berpayah-payah menyumbang sebesar itu. Sebab, uang sekolah dan uang pembangunan setiap anak didik sudah dibebankan pada orang tua murid.[caption id="attachment_284026" align="aligncenter" width="900"]
Soedarpo Sastrosatomo (baju batik) ikut menghadiri peresmian Wisma Bakrie 1984 (Foto Perpustakaan Bakrie)[/caption]“Coba cari tipe orang seperti itu, susah!” tuturnya sambil membentangkan kedua tangannya.Tatkala terbetik berita H. Achmad Bakrie telah meninggal dunia, banyak kalangan pemerintah, pejabat militer, dan dari kolega sesama pengusaha menaruh simpati sedalam-dalamnya dengan menyempatkan diri ke rumahnya di Simpruk, Kebayoran Baru.“Itu kita harus ikut berbangga, bahwa pemerintah dan politisi bisa me-register anak putra Indonesia yang telah mengukir karya pada tempatnya sendiri dalam dunia usaha. Dan, saya memilih kata-kata ini bukan mengandung politis,” katanya.Lagi pula, lanjutnya, rasa simpati dan sikap respek tersebut sekaligus menunjukkkan bahwa peranan dunia usaha (swasta) dalam setiap Repelita semakin besar kontribusinya.Sekarang ini bahkan sektor swasta memberi andil besar dalam mempercepat (akselerasi) pembangunan. Dalam bagian akhir perbincangan, Soedarpo Sastrosatomo menaruh harapan, agar buku ini menekankan keteladanan Achmad Bakrie sebagai cemeti bagi sesama pengusaha pribumi lainnya. Sumber: Buku "H. Achmad Bakrie - Sebuah Potret Kerja Keras, Kejujuran, dan Keberhasilan" Syafruddin Pohan, dkk. Cetakan Kedua (e-book), 2011, PT Bakrie & Brothers Tbk, ISBN : 978-602-98628-0-5
Baca Juga :