. Hal ini mengandung arti bahwa harus ada partisipasi dari semua pihak untuk mencegah dan mengobati PPOK, para professional kesehatan baik dari dokter, paramedis, pemerintah yang ada, pasien sendiri, serta dukungan keluarga.Kesadaran masyarakat yang baik terhadap PPOK akan menjadi pintu masuk bagi penurunan beban kesehatan akibat penyakit ini. Masyarakat harus mengenal dan memahami PPOK dan penyakit jalan napas lainnya yang dapat berkembang menjadi PPOK, mulai dari faktor risiko, deteksi dini hingga pengobatan pada berbagai tahapan penyakit.Berbagai komponen masyarakat terutama profesional kesehatan memiliki peran vital untuk tujuan mulia ini. Tidak ada batasan tempat maupun waktu, kapanpun merupakan waktu yang tepat untuk mengenali penyakit saluran pernapasan.
Shandi March dan Rahmat Aminudin | ANTV[/caption]Dalam rangka memperingati hari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Sedunia, KSM Paru RSUP Persahabatan bekerja sama dengan FKUI dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menggelar edukasi tentang PPOK dan senam sehat untuk paru-paru di kawasan Car Free Day, Minggu, 15 Desember 2019 di Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta.Selain senam sehat san edukasi, juga dilakukan Metode skrining berupa pemeriksaan spirometri agar dapat menjaring pasien PPOK sejak dini.Setiap hari Rabu minggu ke-3 bulan November diperingati hari COPD sedunia. COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease) atau dalam bahasa Indonesia disebut juga PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis). Ini adalah penyakit yang ditandai gejala pernapasan yang persisten dan keterbatasan aliran udara pernapasan karena adanya abnormalitas pada pada saluran napas. Shandi March dan Rahmat Aminudin | Jakarta
PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia) sebagai wadah dokter-dokter paru di Indonesia mempunyai visi dan misi sebagai organisasi profesi yang akan terus memperjuangkan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan pernapasan, secara rutin menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat dalam memperingati hari PPOK sedunia.
"Temanya sekarang gimana secara bersama untuk menangani PPOK agar jangan sampai terjadi banyak sekali pasien PPOK dan yang paling penting adalah membangun kesadaran dari masyarakat tentang bahaya dari PPOK akibat dari merokok nya atau mungkin juga dengan polusi udaranya." Dr. Budhi Antariksa, Sp.P(K) Ph.D, Ketua Divisi Asma PPOK FKUI-RSUP Persahabatan.
Dalam upaya preventif terhadap penyakit PPOK maka bentuk pencegahan yang dapat dilakukan adalah berhenti merokok. Pelayanan multidisiplin mulai dari penyuluhan, pemberian farmakoterapi, hingga kolaborasi dengan bagian rehabilitasi medik dan kesehatan jiwa merupakan bentuk keseriusan dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat yang memerlukan bantuan dalam mewujudkan niatnya untuk berhenti merokok.Metode skrining berupa pemeriksaan spirometri juga dilakukan agar dapat menjaring pasien PPOK sejak dini. Bagi pasien yang terdiagnosis PPOK, pelayanan kesehatan secara menyeluruh juga terus diberikan dalam rangka memperbaiki status kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup pasien PPOK.Perhimpunan Dokter Paru Indonesia juga turut mengusulkan dan mendorong ketersediaan obatobatan PPOK dalam bentuk inhaler yang terjangkau oleh masyarakat luas dalam program BPJS. Sehingga diharapkan segala upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif untuk PPOK dapat terlaksana dan tercapai.[caption id="attachment_260134" align="alignnone" width="900"]Baca Juga :