(Pemusatan Latihan Atlet Negeri). Para pelatihnya menjadi orang penting. Demi busung dada negeri. Ada pelatih yang rendah hati. Ada pula yang jumawa. Intinya pasukan tangkas raga memenangi medali emas. Negeri Bhinnekaloka meraih juara umum “Lomba Tangkas Raga Kawasan Tenggara Benua Tengah 2019”.Namun di sela-sela persiapan, warga negeri Bhinnekaloka heboh! Ada kabar Shalfa Avrila Siani (17) dipulangkan paksa dari Peler di
Gerwarase ! Dia seorang atlet senam artistik. Tuduhannya serius! Sudah tidak perawan! Tidak ikut ke negeri seberang lautan karena tidak perawan! Kabar ini pun mendadak viral!
Menteri Tangkas Raga Negeri Bhinnekaloka tergopoh-gopoh mengklarifikasi. Katanya, alasan pemulangan bukan karena soal keperawanan, tapi karena tidak disiplin dan tidak berprestasi selama masa konsentrasi pelatihan persiapan. Helllooowww … Percaya? Tidak!Soal anulir terkait keperawanan ini banyak direspons negatif. Gila saja kalau penilaian prestasi hanya berdasar keperawanan! Alat ukur yang mengada-ada! Absurd! Ini bukan rumah bordil.Ini adalah pemusatan latihan tangkas raga. Jika ukurannya adalah keperawanan maka jelas jauh dari penghargaan atas harkat dan martabat perempuan. Masalah prestasi yang seharusnya menitikberatkan pada keahlian dan kemampuan direduksi menjadi hal yang sangat tidak berkorelasi dan cenderung melanggar hak pribadi seseorang. Anulir Keprawanan Sebentar, sabaaarrr … ceritanya gimana sih?
Gerwarase adalah sebutan Gresik pada masa lampau. Tertulis dalam Babad Hing Gresik. Kota ini sudah ada sejak 1387 M dan tertulis dalam prasasti Karang Bogem. Bangsa Belanda menyebut kota ini Gerrici namun banyak dokumen tertulis mencatatnya Grissee. Ini bisa ditemukan di kantor dagang VOC di Kampung Kebungson, Gresik. Serat Centini sebuah karya sastra abad ke-19 menyebutnya Giri-Gresik. Thomas Stamford Raffles dalam bukunya The History of Java menyebut Giri-Gisik (tanah di tepi laut/pesisir) yang kemudian berubah menjadi Giri-Sik dan akhirnya menjadi Gresik.
Baca Juga :