Misteri Kembul Bujono, Nasi Liwet & Bulutangkis Menpora Imam Nahrawi

Misteri Kembul Bujono, Nasi Liwet & Bulutangkis Menpora Imam Nachrowi
Misteri Kembul Bujono, Nasi Liwet & Bulutangkis Menpora Imam Nachrowi (Foto : )
ini punya makna sangat dalam. Mistis maupun filosofis.Secara mistis kembulan ini dimaknai sebagai ungkapan syukur kepada Sang Hyang Maha Hidup. Bersama-sama duduk lesehan menikmati hidangan menyimbolkan eksistensi yang setara dihadapanNya. Sedangkan secara filosofis melambangkan kesederhanaan.
Nasi Liwet Bagaimana dengan Nasi Liwet? Nasi liwet memang adalah makanan sehari-hari, tapi sering jadi bagian sakral rangkaian upacara. Nasi liwet disinggung sepintas dalam Serat Centhini yang disusun tahun 1814-1823. Naskah kuno ini tertulis: liwet anget ulam kang nggajih/ wus lumajeng ngarsi/ sadaya kemebul.
Nasi Liwet hangat nan gurih, sudah disaji dihadapan/ semua hangat berasap. Konteksnya adalah sebagai sajian hajatan atau slametan atau upacara bernuansa mistis/magis. Larik kalimat dalam Serat Centhini ini menggambarkan sebegitu sakral sekaligus nikmatnya sego liwet. Serat Centhini digubah atas kehendak Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom di Surakarta yang kelak akan dinobatkan sebagai Pakubuwono V.