Kondisi tersebut menginspirasinya untuk membuat aplikasi yang dapat membantunya dan para penyandang disabilitas dalam mengakses informasi layanan yang ramah disabilitas.
“Latar belakang pengembangan aplikasi ini dari kondisi pribadi sebagai penyandang disabilitas daksa sering menemui tempat yang tidak aksesibel serta tidak ada fasilitas bagi penyandang disabilitas. Tidak adanya fasilitas dan akses bagi disabilitas ini jadi membatasi saat beraktivitas,” ujar mahasiswa Ilmu Komputer FMIPA UGM angkatan 2019 tersebut.
Faqih sendiri mulai mengembangkan aplikasi Accessive.id sejak tahun 2020 lalu. Pengembangan dilakukan dengan pendanaan dari program 1.000 Startup Digital Kemenkominfo.
Pria asal Turi, Sleman ini menyebutkan bahwa saat ini aplikasi masih berada dalam tahapan beta testing. Namun masyarakat sudah bisa mengakses aplikasi ini melalui playstore secara gratis.
Faqih merancang aplikasi itu bersama dengan kedua rekannya yakni Bima Indra Permana (Magister Manajemen UGM) dan Gaksa Gantara (alumnus SV UGM).
Menurut Bima, Accessive.id memiliki empat fitur utama yakni pencarian tempat, detail aksesibilitas tempat, ulasan, serta open collaborative platform.
Melalui fitur pencarian tempat, pengguna dapat menelusuri tempat melalui maps maupun list. Lalu lewat fitur detail aksesibilitas, pengguna bisa melihat informasi yang tersedia di suatu tempat seperti fasilitas ram, deskripsi audio dan fasilitas lainnya untuk semua disabilitas, lansia, serta kelemahan fisik lainnya.