Legenda Basket Indonesia Sony Hendrawan Masuk Hall of Fame FIBA

Liem Tjien Siong/Sony Hendrawan (Foto : Istimewa)

"Waktu lawan Korsel, saya mencetak 43 poin," katanya.

Kemudian pada 1966, Indonesia dibawa menjadi runner-up Ganefo 2, pesta olahraga bangsa-bangsa yang diprakarsai oleh Presiden Soekarno sebagai tandingan Olimpiade. Indonesia saat itu kalah dari Cina pada partai final.

Kemudian pada 1967, Indonesia menempati peringkat empat FIBA Asia di Seoul, Korea Selatan. "Saat itu saya lima terbaik top skor turnamen. Tim kita sendiri finis di posisi empat," ungkap Sony.

Pada turnamen yang berlangsung dengan sistem round-robin tersebut, Indonesia menang melawan India (130-107), Malaysia (89-80), Thailand (97-90), Singapura (110-75), dan Hong Kong (94-54). Sisanya lima laga lain berakhir dengan kekalahan, termasuk melawan Filipina yang akhirnya menjadi juara.

Pada 1968, Sony memperkuat Indonesia berlaga pada Pra-Olimpiade di Monterrey, Meksiko. Indonesia dikalahkan Polandia, Spanyol, dan Uruguay, tapi membuat kejutan dengan menumbangkan Australia dengan skor 58-51.

"Karena kami kalah postur ya harus bermain cepat. Kebetulan walaupun saya tidak terlalu tinggi, lompatan saya tinggi. Saya masih menyimpan foto-foto ketika berebut bola dengan pemain-pemain bertinggi dua meter tapi saya bisa menang," kenang Sony.

Salah satu media cetak Filipina pernah mengulas kehebatan Sony. Salah satunya adalah kemampuannya menembak bola dengan tangan kiri dan kanan dalam pertandingan. "Saya rasa sampai sekarang belum ada pemain kita yang bisa melakukan itu dalam pertandingan. Kebetulan saat saya menembak dengan tangan kanan dan kiri itu semuanya pernah didokumentasikan oleh media," ujar Sony bangga.