Catatan Piala Dunia: Fitrah Sepak Bola Belum Berubah

Catatan Piala Dunia: Fitrah Sepak Bola Belum Berubah (Foto : Ilustrasi)

Cara Brasil bermain, tak ada lagi batas antar lini. Semua pemain dalam satu formasi,  untuk menjaga  pertahanan, merebut lapangan tengah, maupun  menyerang. Taktik dan gaya main  Brasil itu jauh lebih dahsyat dibanding totalfootball Belanda di Piala Dunia 1974, dengan bintangnya,  Johan Cruyff.

Lihat saja, ketika Brasil menyerang. Dimulai dari umpan pendek pendek, cepat menjalar. Tiktak aliran bolanya sulit ditebak, tiba tiba enam hingga tujuh pemainnya berada di wilayah tembak, bahkan jauh masuk ke dalam kotak pinalti.  Begitu juga saat bertahan, semua pemain berperan. 

Di sepak bola 95 persen gol berawal dari  pinggir lapangan. Brasil, paling hebat perkara menyisir lapangan ini, sebab punya sederet pemain sayap yang fasih melewati lawan, memberi umpan ke mulut gawang, atau langsung mengancam kiper dengan tendangan kerasnya. 

Pilihan pertama  Brasil di wilayah strategis itu Vinicius Junior dan Raphinha. Di bangku cadangan masih ada Martinelli, Antony, Rodrygo. Merekalah yang memanjakan ujung tombak Richarlison, dan  pemain lini kedua dengan umpan matang di mulut gawang, untuk terciptanya  gol. 

Di dapur permainan, atau lapangan tengah, Brasil beruntung punya Casemiro, Paqueta dan Neymar. Ini salah satu trio terbaik. Casimero lugas dan cerdas sebagai gelandang jangkar. Sedangkan Paqueta dan Neymar aktif menyerang. Asyiknya, Neymar meninggal kebiasaannya, berlama lama menggoreng bola. 

Di lini belakang Brasil punya  empat  nama besar, pawang empat klub ternama, Danilo, Marquinhos, Tiago Silva dan , Eder Militao. Sudah pasti, untuk melewati mereka lawan perlu kerja ekstra keras,  keahlian khusus dan mental kuat. Kalau tidak punya, maka melihat bayangannya saja, lawan akan gugup. Adanya Alisson di bawah tiang gawang, pertahanan Brasil semakin kokoh. 

Pendukung Perancis dan Brasil boleh optimistis, tapi jangan takabur. Soalnya, di Piala Dunia selalu ada sensasi. Maksudnya, kalau Perancis dan Brasil lengah, maka Belanda, Inggris, Portugal dan Argentina bisa menyalip.  Kalau Maroko? Tampaknya butuh  bantuan "Tangan Tuhan"...... hahahaha...