Sebelumnya, ratusan suporter melempari dan masuk ke dalam lapangan usai laga. Ini karena mereka kecewa Arema FC dikalahkan Persebaya 2-3.
Akibat aksi beringas suporter yang tidak sportif itulah, pihak keamanan harus menembakan gas air mata demi melerai kerusuhan.
Ternyata tindakan represif itu malah berujung petaka, 127 jiwa melayang dengan beragam cara meregang nyawa.
Salah satu penonton yang menjadi korban selamat dalam insiden itu berharap semoga kerusuhan maut di Kanjuruhan itu menjadi yang terakhir dalam dunia sepakbola.
Baca Juga :