Ini Dia Macam-macam Indikator dalam Trading Forex

Ini Dia Macam-macam Indikator dalam Trading Forex (Foto : Kolase Istimewa)

Indikator relative strength index merupakan indikator yang digunakan untuk menentukan kondisi overbought atau oversold ketika waktu trend sedang terjadi.

Skala untuk indeks ini adalah dari 0-100. Apabila garis menyentuh skala di atas 70 maka kondisi pasar sudah overbought (jenuh beli). Ketika garis menyentuh di bawah 30 maka pasar sudah oversold (jenuh jual).Apabila sudah melewati batas zona overbought maka peluang harga untuk menurun dari puncaknya itu besar.

Sedangkan jika harga sudah melewati zona oversold maka potensi pembeli untuk mendorong harga naik dari dasar trend semakin kuat.Namun, kelemahan dari indikator ini adalah tidak mampu mendeteksi sejauh mana harga akan bertahan di zona oversold atau pun overbought.

Oleh karena itu, trader juga perlu antisipasi untuk menghadapi risiko salah prediksi apabila ternyata harga bertahan lama pada zona tersebut. Sebagai salah satu solusinya, trader dapat menggunakan teknik divergensi indikator RSI untuk meningkatkan akurasi ketika memprediksi arah trend Forex.

4. Indikator Trend Price Action

Seperti indikator moving average, indikator price action juga terlihat menumpuk (overlay) di atas grafik harga. Namun, indikator ini sifatnya lebih subjektif. Mengapa demikian? Karena trader memiliki kebebasan sepenuhnya untuk mengatur penempatan-nya di chart.

Sedangkan kelebihan dari indikator ini adalah pada fleksibilitas-nya.Trader bisa menghasilkan peraturan entry and exit rules (pembukaan dan penutupan) yang disesuaikan dengan kebutuhan trading pribadinya.

Namun, karena pengaturan yang relatif tidak menentu maka seringkali trader pemula mengalami keraguan atau salah membaca sinyal indikator. Dengan begitu, untuk menentukan eksekusi entry and exit rules untuk posisi trading yang ideal akan menjadi semakin sulit.

Beberapa indikator yang termasuk dalam indikator trend price action adalah sebagai berikut.

Fibonacci Retracement

Fibonacci retracement ini biasanya banyak digunakan oleh trader profesional untuk mengukur kekuatan trend dalam proses analisa. Indikator ini memberikan informasi tentang pada level berapa harga mulai bergerak kembali searah tren utama setelah mengalami koreksi sementara.

Jika harga memantul pada level retracement 38,2% maka harga diprediksi akan melaju kencang untuk melanjutkan trend utama. Kalau pada 50%, trend diprediksi akan melanjutkan trend utama dengan momentum normal.

Sedangkan kalau di level 61,8% maka trend utama diprediksi sudah melemah dan koreksi sudah layak untuk dipertimbangkan sebagai tren pembalikan.

Trendline

Indikator ini digunakan untuk mengantisipasi kapan breakout atau bounce bisa terjadi selama trend sedang menguji level resistance atau support.

Ketika kondisi tren bergerak naik, maka peluang beli lebih menguntungkan saat candlestick memantul dari level support. Selanjutnya, posisi beli tersebut bisa ditutup ketika mendekati level resistance.

Elliott Wave