Regina De La Portilla menambahkan bahwa sepertiga populasi Kamp Balukhali telah kehilangan tempat tinggal serta harta benda mereka. Hingga kini, nasib mereka masih belum ada kepastian.
Untuk diketahui, lebih dari satu juta pengungsi Rohingya menyelamatkan diri ke Bangladesh dari Myanmar selama beberapa dekade, termasuk pula sekitar 740.000 pengungsi yang menyeberangi perbatasan mulai dari Agustus 2017 ketika pihak militer Myanmar menggencarkan serangan brutal. Kondisi Myanmar semakin buruk sejak kudeta militer tahun 2021.
Suku Rohingya yang mayoritas muslim telah mengalami diskriminasi secara meluas di negara Myanmar yang mayoritas beragama Buddha, manakala status kewarganegaraan serta hak-hak asasi Rohingya diabaikan.
Baca Juga :