Catatan Ilham Bintang : Mengikuti Hari Pers Nasional di Negeri Paman Sam

Mengikuti Hari Pers Nasional di Negeri Paman Sam (Foto : Istimewa)

Di kota pelabuhan besar AS ini, kami transit menginap di rumah seorang kawan, Ernasari Glickman diaspora Indonesia asal Medan.

Begitu tiba di rumah Sari bermarga Dalimunte itu, live streaming peringatan HPN pun dimulai. Saya menonton acara itu sampai habis. Menyimak sejak Ketua Umum PWI Pusat Atal Depari berpidato selaku penanggung jawab HPN. Sambutan Gubernur Sumatera Utara Eddy Rahmayadi, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, hingga amanat Presiden Jokowi.

Semua bagus. Mengakui peran pers dan mengharapkan pers Nasional tetap on the track .Independensi pers, menjadi tema sentral lebih-lebih memasuki Pemilu Indonesia tahun 2024.

Tentu saja itu harapan yang tidak mudah, lebih sering berbanding terbalik dengan kenyataan. Itulah realita pers di Tanah Air, juga di negara kampiun demokrasi, Amerika Serikat.

Hampir tidak ada yang baru, setiap HPN selalu begitu. Setidaknya lima tahun terakhir karena " tsunami" disrupsi dan persoalan kedigdayaan flatform digital asing. Soal itu menjadi tema daur ulang di seminar dan konvensi media di HPN.

Mengingatkan ucapan satir Naga Bonar :" Berunding, berunding tapi Belanda datang juga." Tetapi kita tetap harus memelihara semangat. Mudah-mudahan tsunami tidak berakibat buruk bagi dunia pers kita.

Tidak bisa diingkari lebih seribu insan pers dari berbagai provinsi di Indonesia yang menghadiri HPN di Medan tetap menunjukkan semangat untuk melakukan perlawanan.