Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Petugas khusus penetasan telur penyu ada beberapa di Legon Janten ini. Salah satunya adalah Indra. Pria 28 tahun ini hampir setiap pekan hilir mudik dari Legon Janten ke Karimunjawa untuk memasok logistik, antar jemput perahu, serta mengurus lokasi konservasi penyu, termasuk menetaskan telur penyu sampai melepaskan hasil tetasan ke laut."Ini telur-telurnya kita kumpulkan dari beberapa pulau, seperti Pulau Burung dan Pulau Cemara. Kebetulan yang sedang kita tetaskan ini jenis penyu sisik," jelasnya.Penetasan penyu memakai media pasir yang ditampung dalam ember. Pasir dipakai untuk mendapatkan suhu sesuai alam aslinya, sehingga penetasan bisa maksimal."Proses penetasan butuh waktu 60 hari, dan begitu penyu menetas akan dirilis atau dilepas ke habitat aslinya yaitu laut Karimunjawa.Untuk tujuan penelitian, ada beberapa tukik yang dipelihara di dekat dermaga. "Pemeliharaan sementara ditampung dalam keranjang yang diapungkan kita kasih batas jaring, dan diberi makan rencahan ikan," lanjut Indra.Kebetulan, saya datang ke sini ada ratusan telur yang menetas. Tukik atau anak penyu kemudian ditampung dalam ember besar. Setelah siap, tukik-tukik dilepaskan ke laut. Sekali pelepasan bisa ratusan hingga ribuan tukik.Nantinya tukik yang dilepas akan mengikuti hukum alam. Karena tukik merupakan bagian dari mata rantai makanan di laut. Dari ratusan atau ribuan, hanya beberapa saja yang akan bertahan sampai besar.[caption id="attachment_343972" align="alignnone" width="900"]
Melepas Tukik di Kawasan Konservasi Penyu Legon Janten Karimunjawa
Kamis, 2 Juli 2020 - 15:12 WIB
Baca Juga :