Melepas Tukik di Kawasan Konservasi Penyu Legon Janten Karimunjawa

Melepas Tukik di Kawasan Konservasi Penyu Legon Janten Karimunjawa (Foto : )

Karimunjawa punya lokasi yang namanya Legon Jaten. Lokasi ini sangat populer, berada di pantai sisi timur Pulau Karimun Besar. Di lokasi inilah, pengelola Balai Taman Nasional Karimunjawa menetaskan telur penyu semi alami. Karimunjawa adalah gugusan pulau yang berada di sisi utara Pulau Jawa. Secara administratif masuk wilayah Kabupaten Jepara. Makanya, untuk sampai ke sini paling mudah dari Pelabuhan Kartini, Jepara. Bisa naik kapal cepat atau kapal ferry. Sayangnya, saat ini kapal cepat sementara tidak beroperasi karena masih masa pandemi. Jadi hanya kapal ferry KM Siginjai yang melayani penyeberangan dari Jepara ke Karimunjawa pulang pergi. Itupun lebih banyak mengangkut penumpang warga. Sementara untuk wisatawan sangat terbatas. Menurut informasi penggiat wisata di Karimunjawa, Balai Taman Nasional Karimunjawa yang mengelola masih menutup area taman nasional. "Ya kalau ada wisatawan paling hanya ke pantai sekitar sini aja. Kalau wisata pesiar ke pulau-pulau pihak taman nasional belum mengijinkan, ini aja penginapan masih belum buka," kata Azza, pengelola penginapan di Karimunjawa. Memang sayang sekali jika pulau se-eksotis Karimunjawa terlalu lama tutup. Tapi demi keselamatan, keamanan dan kesehatan ya kebiijakan seperti ini harus diterapkan. [caption id="attachment_343966" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption] Nah, sambil menunggu buka, saya ingin berbagi cerita tentang salah satu tempat menarik di sudut Pulau Karimunjawa. Siapa tahu nanti bisa jadi alternatif pilihan kalau sudah boleh datang ke sini. Namanya Legon Janten. Saya datang ke sini beberapa waktu lalu sebelum ada pandemi. Setelah mendarat di Pelabuhan Karimunjawa, dua petugas Taman Nasional menjemput saya dengan mobil ranger. Kami memang sudah janjian hari itu untuk menuju ke Legon Janten. Sebuah teluk kecil yang berada di sisi timur Pulau Karimunjawa. Tak sembarang orang bisa masuk ke Legon Janten. Harus ada ijin dari Balai Taman Nasional Karimunjawa. Baik itu untuk penelitian maupun wisata minat khusus. Mengapa begitu? Karena Legon Janten merupakan area khusus konservasi di Karimunjawa untuk Penetasan Semi Alami (PSA) penyu. Perjalanan ke Legon Janten tak bisa sepenuhnya lewat jalur darat. Setelah melewati jalan aspal yang sempit dan menerobos semak, mobil pun sampai di sebuah ujung jalan aspal, persis di tepi pantai kecil. Dari sini perjalanan dilanjutkan dengan naik perahu bermesin tempel menyusuri tepi perairan pulau. Kebetulan saya ke sini pas musim angin muson timur. Lumayan juga ombaknya. Sesekali perahu bergoyang dan air menampar hingga basahlah semua penumpangnya. [caption id="attachment_343968" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption] Setengah jam naik perahu, kami akhirnya tiba di sebuah dermaga kayu. Lebarnya tak lebih dari lima meter. Tapi panjangnya hampir seratus meter. Mirip jembatan yang menghubungkan dermaga di lokasi air yang agak dalam dengan pantai yang lebih dangkal. Karena ini wilayah konservasi maka jangan tanyakan soal airnya. Super bening. Dan areal di sekitarnya juga bersih nyaris tanpa sampah. Di ujung jembatan dermaga inilah lokasi konservasi penyu berada. Menurut Pak Tukiman, petugas yang mengantar saya, program konservasi penyu dilaksanakan oleh Taman Nasional Karimunjawa sejak tahun 2003. "Sudah lebih dari seratus ribu telur penyu yang ditetaskan di Tempat Penetasan Semi Alami Penyu Taman Nasional Karimunjawa. Tingkat keberhasilan penetasan semi alami ada pada kisaran 32 hingga 83 persen," katanya. Ruang penetasan telur berupa bangunan kayu berukuran sekitar 5 x 4 meter. Lantai bawahnya berupa pasir putih seperti habitat asli penyu saat bertelur. [caption id="attachment_343970" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption] Petugas khusus penetasan telur penyu ada beberapa di Legon Janten ini. Salah satunya adalah Indra. Pria 28 tahun ini hampir setiap pekan hilir mudik dari Legon Janten ke Karimunjawa untuk memasok logistik, antar jemput perahu, serta mengurus lokasi konservasi penyu, termasuk menetaskan telur penyu sampai melepaskan hasil tetasan ke laut. "Ini telur-telurnya kita kumpulkan dari beberapa pulau, seperti Pulau Burung dan Pulau Cemara. Kebetulan yang sedang kita tetaskan ini jenis penyu sisik," jelasnya. Penetasan penyu memakai media pasir yang ditampung dalam ember. Pasir dipakai untuk mendapatkan suhu sesuai alam aslinya, sehingga penetasan bisa maksimal. "Proses penetasan butuh waktu 60 hari, dan begitu penyu menetas akan dirilis atau dilepas ke habitat aslinya yaitu laut Karimunjawa. Untuk tujuan penelitian, ada beberapa tukik yang dipelihara di dekat dermaga. "Pemeliharaan sementara ditampung dalam keranjang yang diapungkan kita kasih batas jaring, dan diberi makan rencahan ikan," lanjut Indra. Kebetulan, saya datang ke sini ada ratusan telur yang menetas. Tukik atau anak penyu kemudian ditampung dalam ember besar. Setelah siap, tukik-tukik dilepaskan ke laut. Sekali pelepasan bisa ratusan hingga ribuan tukik. Nantinya tukik yang dilepas akan mengikuti hukum alam. Karena tukik merupakan bagian dari mata rantai makanan di laut. Dari ratusan atau ribuan, hanya beberapa saja yang akan bertahan sampai besar. [caption id="attachment_343972" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption] Kawasan Kepulauan Karimunjawa sendiri, secara alami menjadi tempat singgah bagi tiga jenis penyu. Diantaranya, penyu sisik, penyu hijau, dan penyu lekang. Lebih dari 85% temuan sarang merupakan sarang penyu sisik. Salah satu kendala pada upaya konservasi penyu di Taman Nasional ini adalah lokasi peneluran yang terpencar di 22 pulau. [caption id="attachment_343985" align="alignnone" width="900"] Foto: Travelblogid[/caption] Untuk memudahkan pemantauan sarang penyu dan menghindarkan telur penyu dari predator alaminya Taman Nasional Karimunjawa membuat Tempat Penetasan Semi Alami Penyu di Legon Janten ini. Tak hanya predator alami yang menjadi ancaman bagi kelestarian penyu. Tapi juga manusia yang memburu telur penyu untuk dijual karena harganya yang tinggi. Kalau tidak ada tindakan, bisa-bisa penyu di Karimunjawa akan punah. Teguh Joko Sutrisno | Jepara, Jawa Tengah