Sedangkan kontak tidak langsung dapat terjadi jika menyentuh barang-barang seperti pakaian yang telah terkena ruam kulit atau cairan tubuh. Dr. Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka di negara itu mengatakan pada hari Senin bahwa wabah itu sangat memengaruhi pria yang berhubungan seks dengan pria.
"Jika demikian, berarti itu hanya penyakit laki-laki gay? Tidak, bukan seperti itu," katanya dikutip dari CNN Internasional pada Senin, 22 Agustus 2022. "Tetapi dalam keadaan jenis perilaku tertentu, penyebaran bisa terjadi, itulah alasan mengapa--meskipun Anda tidak bermaksud menstigmatisasi-Anda harus memberi tahu masyarakat tentang bahayanya, dan Anda harus memberi tahu dokter yang merawat orang-orang ini agar mereka tak melewatkan diagnosisnya," jelasnya.
Vaksin Jynneos adalah satu-satunya yang telah disetujui oleh AS untuk mengatasi wabah cacar monyet. Vaksin cacar yang disebut ACAM2000 juga telah disetujui dan dapat digunakan selama wabah ini.
CDC mengatakan vaksinasi mungkin direkomendasikan untuk orang-orang yang memiliki kontak dekat dengan seseorang yang telah terinfeksi, mereka yang mungkin telah terpapar dan mereka yang berisiko tinggi terpapar cacar monyet, seperti tenaga medis dan pekerja laboratorium.
Departemen Kesehatan dan Pelayanan Publik (HHS) Amerika Serikat mengumumkan pada bulan Juni bahwa mereka akan memberikan vaksin kepada orang-orang yang terkonfirmasi dan terduga terpapar, termasuk pria dengan lebih dari satu pasangan seks.
CDC merekomendasikan vaksinasi dalam waktu empat hari setelah paparan cacar monyet dan mengatakan bahwa jika seseorang mendapatkan vaksin empat hingga 14 hari setelah terpapar, mungkin masih akan berguna untuk meredakan gejala.
"Keuntungan dari vaksinasi adalah bahwa orang yang mungkin telah terkena cacar monyet--sebelum timbul ruam--dapat mengambil manfaat dari vaksinasi baik dalam mencegah spektrum penuh penyakit atau dalam mengurangi keparahannya," kata Dr. Jay. Varma, profesor ilmu kesehatan populasi di Perguruan Tinggi Kesehatan Weill Cornell. Vaksin Jynneos diberikan dalam dua dosis, dengan interval empat minggu.