Saat ditanya, tentang potensi terjadinya kecelakaan akibat bencana alam, seperti yang terjadi di Fukushima, Jepang, Suparman menegaskan, kemungkinan itu tetap ada dan dapat diantisipasi dengan persiapan matang, seperti rencana kedaruratan nuklir.
Suparman menjelaskan, sejumlah negara sudah menawarkan kerja sama atau investasi pembangunan PLTN di Indonesia, seperti dari Rusia, Prancis, China, Amerika Serikat dan Jepang.
"Soal investasi, beda teknologi beda harganya. Nanti di-bidding dan siapa yang murah dan tidak melupakan aspek keselamatan," katanya lagi.
Selain itu Suparman menekankan perlunya dilakukan sosialisasi terus menerus kepada masyarakat akan amannya PLTN.
Masih Ada Oposisi
Ketua Dewan Pers Azyumardi juga menyoroti masih adanya penolakan sebagian kalangan tentang pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Padahal energi nuklir jauh lebih bersih dan berkelanjutan.
"Sebenarnya pemerintah ingin mengembangkan energi nuklir yang lebih bersih, renewable dan berkelanjutan. Cuma kemudian di kalangan masyarakat masih ada oposisi," katanya.