Merespon besarnya potensi wisata di Indonesia Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyusun kebijakan terkait wisata halal di Indonesia dan juga menjalankan program familiarization trip (famtrip) ke desa wisata. Dalam kegiatan Weekly Press Briefing yang dilakukan secara daring, Senin (20/6/2022), Sandiaga mengatakan bahwa kebijakan telah disusun dalam bentuk panduan yang dapat diikuti oleh pengelola destinasi dan sentra ekonomi kreatif di daerah dalam menghadirkan layanan tambahan ramah muslim (wisata halal)."Kami telah menyusun kebijakan ini dan dalam waktu singkat kami akan menerbitkan panduan untuk destinasi tambahan. Karena selain dari destinasi unggulan seperti Sumatra Barat, Aceh, dan beberapa destinasi lainnya di Jawa Barat dan Kalimantan Selatan, ada juga seperti Madura yang ingin mengembangkan destinasi pariwisata halalnya," kata Menparekraf Sandiaga Uno.Wisata halal bukan berarti islamisasi wisata atraksi, melainkan memberikan layanan tambahan yang terkait dengan fasilitas, turis, atraksi, dan aksesibilitas untuk memenuhi pengalaman dan kebutuhan para wisatawan muslim.Bila mengacu kepada data di tahun 2019, umat Islam di seluruh dunia menghabiskan total 2,02 triliun dolar AS untuk belanja makanan, kosmetik farmasi, fesyen, travel, dan rekreasi. Sedangkan untuk pasar muslim global diperkirakan akan tumbuh hingga 2,4 triliun dolar AS pada tahun 2024 yang dalam pengeluaran terbesarnya ialah makanan dan minuman halal.Dalam pemeringkatan Global Muslim Travel Index (GMTI) tahun 2022, Indonesia sendiri telah berhasil menempati posisi kedua. Naik dua peringkat dari sebelumnya di posisi keempat pada tahun 2021.Oleh karena itu, pengembangan layanan wisata halal dan muslim friendly tourism dilakukan untuk mendorong Indonesia menjadi pemimpin dalam pengembangan wisata ramah muslim dunia.
Menparekraf Fokuskan Wisata Halal dan Desa Wisata untuk Menarik Wisatawan
Jumat, 24 Juni 2022 - 14:39 WIB
Baca Juga :