Budaya Potong Kerbau dalam Adat Suku Mandailing

Bobby-Kahiyang 1 (Foto : )

horja bius (acara penghormatan terhadap leluhur) dan pendirian rumah adat. Kerbau juga disembelih; selain sebagai hewan korban, juga sebagai pelengkap adat dalam pembagian jambar. Pada pembagian pembagian jambar juhut (hewan kurban) terdapat aturan tertentu yang disebut ruhut papangan . Bagian Kepala (ulu) dan osang 3 untuk raja adat, bagian leher (rungkung atau tanggalan) untuk pihak boru, paha dan kaki (soit) untuk pihak dongan sabutuha , punggung dan rusuk (panamboli) & somba-somba untuk pihak hula-hula, dan bagian belakang (ihur-ihur ) untuk pihak hasuhuton.Secara khusus domestikasi kerbau di Sumatera Utara belum diketahui, namun melalui tinggalan arkeologis berupa patung dan relief kerbau pada punden berundak di Situs Batu Gaja, Simalungun menunjukkan adanya domestikasi hewan tersebut. Menilik kondisi situs Batu Gajah, Simalungun yang merupakan situs megalitik maka diperkirakan bahwa pemanfaatan kerbau di Sumatera Utara sudah dikenal sejak budaya megalitik berkembang di wilayah ini. Jika dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat terhadap kerbau pada masa kini kemungkinan kebutuhannya tidak jauh berbeda. Selain untuk dikonsumsi sebagai hewan kurban, kerbau juga membantu mengolah lahan petanian dan sebagai alat transportasi.Sampai sekarang kerbau kerbau masih digunakan sebagai hewan kurban pada acara-acara yang bernilai sakral bagi masyarakat Mandailing, termasuk juga dalam pesta perkawinan Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu . Sedangkan makna kerbau bersifat profan tergambar dari pandangan masyarakat bahwa kerbau merupakan hewan kurban yang memiliki nilai paling tinggi dibandingkan hewan lain seperti kambing dan ayam. Hal ini relevan dengan standar yang berlaku pada beberapa suku, dimana kuantitas tanduk kerbau yang disematkan pada rumah adat melambangkan tingginya kedudukan sosial pemiliknya.“Satu saja kerbau yang dipotong, karena makin banyak makin kacau acaranya. Hal ini hanya menunjukkan status adatnya apa? Dan ini tergantung ternaknya apa, bukan jumlahnya,” ujar Darmin Nasution yang bergelar adat Sutan Kumala Sakti. “Dalam acara adat Mandailing atau Batak secara keseluruhan, kalau upacara adat yang paling tinggi statusnya maka hewan yang dipotong pasti kerbau. Kalau yang dipotong lembu ya tidak bisa dijalankan acaranya sesuai adat.”Pada prosesi Manalpokkon lahanan/ pulungan ni horja di