KROSCEK: China Tak Gunakan Vaksin Buatannya Sendiri Impor dari Jerman, dan Indonesia Dibodohi

FI vaksin (Foto : )

Meski vaksin masih menjalani proses uji klinis, China diketahui ternyata sudah menggunakannya sejak bulan Juli lalu karena alasan kedaruratan.CEO Sinovac, Yin Weidong, mengungkap sudah hampir 90 persen karyawannya menerima suntikan vaksin Corona. Ada sekitar 2.000 sampai 3.000 karyawan beserta keluarganya secara sukarela mendapat vaksin corona lewat program darurat yang diluncurkan pemerintah.Yin menjelaskan sangat penting bagi pihaknya agar dapat bekerja bebas dari ancaman virus. Ini bisa berdampak langsung pada produktivitas."Sebagai pengembang dan pembuat vaksin, kemunculan wabah dapat berdampak langsung pada produksi vaksin," kata Yin seperti dikutip dari Reuters, Minggu (6/9/2020).Data yang diambil dari program darurat ini dapat dipakai untuk mendukung proses uji klinis yang berlangsung secara terpisah.Hingga saat ini laporan menyebut risiko kemunculan efek samping vaksin Corona buatan Sinovac rendah. Beberapa contoh efek samping yang dilaporkan, mulai dari demam, nyeri di lokasi suntikan, hingga rasa lelah.Yin sendiri mengaku sudah mendapat suntikan vaksin, begitu juga dengan orang tua dan anak-anaknya.(Link: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5162106/belum-selesai-uji-klinis-90-persen-karyawan-sinovac-diberi-vaksin-corona )Kemudian kroscek bagaimana efeknya vaksin Sinovac bagi masyarakat Indonesia, dijelaskan dalam laporan situs lampost.co, dalam artikel judul “Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac Tuntas Akhir Mei 2021” (12/12/2020).Dipaparkan dalam artikel, bahwa Tim Mikrobiologi Uji Klinis Vaksin Universitas Padjadjaran, Sunaryati Sudigdoadi, mengatakan uji klinis tahap ketiga vaksin covid-19 dari Sinovac selesai akhir Mei 2021. Vaksinasi tak mungkin digelar pada awal Januari 2021. "Kalau saya mendengarkan kabar orang-orang Januari awal sudah divaksin dan sebagainya, itu masih belum bisa kita laksanakan sebetulnya," kata Sunaryati dalam diskusi daring, Sabtu, 12 Desember 2020.Sunaryati menjelaskan uji klinis tahap ketiga vaksin Sinovac digelar sejak Agustus 2020. Para relawan telah disuntik vaksin sebanyak dua kali pada akhir Oktober 2020.Sunaryati mengatakan para relawan saat ini masih dipantau gejala dan efek samping yang terjadi selama penerimaan vaksin. Hasil evaluasi sementara dari pemantauan tersebut selesai akhir Januari 2021.Hasil ini akan diberikan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk penentuan produksi vaksin Sinovac. BPOM akan melihat kelayakan dan keamanan dari vaksin sebelum memberi izin produksi."Apakah sudah layak di periode setengah itu (hasil evaluasi sementara), kita melaporkan, BPOM akan memberikan izin Biofarma untuk memulai produksi dan edar," ucap dia.Vaksinasi akan diprioritaskan untuk orang yang berisiko terpapar covid-19 seperti tenaga kesehatan. Sedangkan, vaksinasi untuk masyarakat luas menunggu hasil akhir uji klinis tahap ketiga pada akhir Mei 2021.Sunaryati melaporkan hasil pemantauan hingga kini, para relawan belum menunjukkan gejala dan efek samping yang serius. Dia berharap hasil akhir uji klinis tahap ketiga menunjukkan hasil yang baik."Kalau memang hasilnya baik, tentunya dari hasil uji ini, kita merekomendasikan ini dapat digunakan sebagai vaksin yang dapat diberikan kepada masyarakat, begitu harapannya," kata Sunaryati.(Link: